Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo

Ketua MPR: Tiongkok Jadi Negara Besar Berkat Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Salah satu tujuan yang akan dicapai Tiongkok menjadi negara dengan kekuatan ekonomi dan militer terbesar di dunia.pada 2035.

29 Maret 2022 | 13.45 WIB

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, bersama Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia H.E Mr. Lu Kang, di Ruang Kerja Ketua MPR RI, di Jakarta, Senin (28/3/22).
Perbesar
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, bersama Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia H.E Mr. Lu Kang, di Ruang Kerja Ketua MPR RI, di Jakarta, Senin (28/3/22).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

INFO NASIONAL - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menekankan, salah satu kekuatan Tiongkok bisa menjadi negara besar dunia tidak lain karena memiliki rencana jangka pembangunan panjang. Sebagaimana diungkapkan Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia, H.E Mr. Lu Kang, pada periode tahun 1970an/1980an saja, Tiongkok telah memiliki rencana pembangunan hingga 2050, yakni pada saat usia kemerdekaan Tiongkok memasuki usia ke-100 tahun.

Sasaran pembangunannya terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama mewujudkan masyarakat Tiongkok yang sejahtera. Tahap kedua Tiongkok menjadi negara maju. Dan tahap ketiga Tiongkok menjadi negara modern. “Tiga tahap tersebut memakan waktu 100 tahun dari mulai kemerdekaan Tiongkok pada 1 Oktober 1949 hingga perayaan ulang tahun ke-100 pada 1 Oktober 2050," ujar Bamsoet usai menerima Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia H.E Mr. Lu Kang, di Ruang Kerja Ketua MPR RI, di Jakarta, Senin 28 Maret 2022.

Ketua DPR RI ke-20 ini menjelaskan, dalam fifth plenary session of the 19th CPC Central Committee yang ditutup pada 29 Oktober 2020, Tiongkok juga merumuskan Rencana Lima Tahun ke-14 (2021-2025) serta Tujuan Jangka Panjang 15 tahun pada 2035. Salah satu tujuan yang akan dicapai Tiongkok menjadi negara dengan kekuatan ekonomi dan militer terbesar di dunia.

Pola pembangunan Tiongkok tersebut yang memiliki rencana pembangunan 100 tahun, 15 tahun, serta lima tahun, tidak ubahnya seperti Indonesia di masa kepemimpinan Presiden Soeharto. Namun pola tersebut justru dihapuskan pada saat Indonesia memasuki reformasi. Akibatnya, kini kita seperti kehilangan arah pembangunan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Karena itu, tidak salah jika kita belajar dari keberhasilan Tiongkok dengan kembali memiliki rencana pembangunan yang terstruktur, sistematis, dan masif. Atas dasar itulah MPR RI kini sedang menyiapkan Pokok-Pokok Haluan Negara (PPHN) sebagai bintang/pedoman penunjuk arah pembangunan bangsa," kata mantan Ketua Komisi III DPR ini.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menerangkan, konsistensi Tiongkok dalam merencanakan dan mewujudkan program pembangunannya juga terlihat dari keberhasilannya di masa lampau dalam membangun Great Wall of China sepanjang 21 kilometer selama 1.800 tahun. Pembangunan benteng tersebut melampaui banyak Dinasti pemerintahan.

Perencanaan pembangunan jangka panjang tersebut menjadikan Tiongkok yang dulu dikenal dengan negara yang miskin dan kelaparan, berubah menjadi negara maju yang spektakuler. “Tidak heran jika di tahun 2021 lalu, GDP nya tercatat mencapai 17,7 triliun dolar AS, GDP per kapita mencapai 12,551 dolar AS, pertumbuhan ekonomi mencapai 8,1 persen, dengan cadangan devisa mencapai 3,25 triliun dolar AS," ujar Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Keamanan dan Pertahanan KADIN Indonesia ini. (*)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Prodik Digital

Prodik Digital

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus