Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo

Kinerja Ciamik Pertamina Hulu Energi

Pertamina Hulu Energi berkomitmen pada Sepuluh Prinsip Universal dari UNGC. Pencapaian PHE akan bisa memberikan kontribusi terhadap ketahanan energi nasional

10 Februari 2024 | 18.23 WIB

Kinerja Ciamik Pertamina Hulu Energi
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

INFO NASIONAL – PT Pertamina Hulu Energi (PHE) terus membuktikan kinerja cemerlang sepanjang tahun 2023. Ragam prestasi berhasil diraih oleh perusahaan Subholding Upstream Pertamina itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

‘’Kinerja cemerlang ini dibuktikan dengan PHE yang mendapatkan banyak prestasi yaitu 30 penghargaan nasional dan 4 penghargaan internasional,” kata Arya Dwi Paramita, Corporate Secretary PHE.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PHE mendapatkan pengakuan internasional di bidang sosial antara lain penghargaan di ajang The 15th Annual Global CSR & ESG Summit & Awards 2023 yang digelar di Vietnam dan Great Practice Award 2023 from Global Corporate Sustainability Award (GCSA) di Taipei. Selain itu, di bidang inovasi, PHE menyabet empat penghargaan di ajang Taiwan Innotech Expo (TIE) 2023.

Di bidang Environment, Social, Governance (ESG), PHE sukses mendapatkan rating sebesar 21.5 atau medium risk setelah melalui proses assesment dari Lembaga rating internasional, Sustainalytics. PHE berhasil mendapatkan peringkat ke delapan dari 315 produsen minyak dan gas secara global. Hal tersebut mencerminkan komitmen PHE yang selalu berupaya untuk berkembang setelah perolehan rating tahun 2022 sebesar 30.5 di mana indikator skor semakin kecil semakin baik. PHE akan terus berinvestasi dalam pengelolaan operasi dan bisnis hulu migas sesuai prinsip ESG dan telah terdaftar dalam United Nations Global Compact (UNGC) sebagai member sejak Juni 2022.

Catat Kinerja Optimal 

Arya Dwi Paramita mengatakan, di sepanjang tahun 2023 PHE mencatatkan produksi minyak sebesar 566 ribu barel per hari (MBOPD) dan produksi gas 2.766 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) sehingga produksi migas sebesar 1.044 ribu barel setara minyak per hari (MBOEPD). 

Angka capaian ini juga mencatatkan peningkatan produksi minyak sebesar 10,12 persen dari tahun 2022 dan peningkatan produksi gas 5,40 persen dari tahun 2022. Seluruh pencapaian tersebut didukung dari seluruh entitas afiliasi PHE yaitu regional Sumatera, regional Jawa, regional Kalimantan, regional Indonesia Timur, regional Internasional, Elnusa, Badak LNG, dan Pertamina Drilling Service Indonesia.  

PHE juga mencatatkan kinerja penyelesaian pengeboran 20 sumur eksplorasi, 799 sumur pengembangan, 835 workover dan 32.589 well services. Selain itu, PHE juga mencatatkan survei Seismik 3D sepanjang 1.512 km2. “PHE akan terus berkomitmen dalam melaksanakan kinerja optimal dan terus meningkatkan kontribusi nasional,’’ kata Arya. 

Dalam bidang eksplorasi, PHE mencapai total temuan sumber daya 2C sebesar 488 MMBOE (Juta Barel Minyak Ekuivalen/Setara Minyak) atau 68 persen melebihi target. Dalam 2 tahun terakhir, PHE berhasil mendapatkan temuan signifikan melalui kegiatan eksplorasi di blok eksisting, antara lain temuan eksplorasi di R-2 (Offshore Aceh), Wilela (Sumatera Selatan), GQX-1 (Offshore Jawa Barat), East Akasia Cinta-001 (Jawa Barat) dan East Pondok Aren-001 (Jawa Barat), Manpatu 1-X (Kalimantan) dan Wolai kompleks (Sulawesi).

Keberhasilan yang didapatkan melalui kegiatan eksplorasi pada area mature blok eksisting ini juga salah satu strategi mengoptimalkan aset dan menjaga laju produksi migas. PHE juga melakukan pendekatan lain yaitu mencari peluang dengan eksplorasi di luar wilayah eksisting, merging ataupun frontier area. Tahun 2023 PHE mendapatkan Wilayah Kerja eksplorasi dengan mayoritas sumber daya gas di Peri Mahakam & Bunga yang berlokasi di Indonesia timur, East Natuna di area perbatasan negara Indonesia-Malaysia-Vietnam dan proyek strategis nasional Masela.

Arya mengatakan, untuk meningkatkan produksi PHE juga menjalankan berbagai strategi antara lain menambahkan 10 persen Participating Interest di Irak dan perpanjangan kontrak MLN Algeria. Seluruh strategi yang dijalankan bertujuan untuk menjaga keberlanjutan hulu migas dalam negeri dan mendorong kinerja PHE di kancah internasional.

Hingga saat ini, PHE telah berhasil melakukan salah satu proyek strategis pengeboran sumur Migas Non Konvensional (MNK) yang berada di Lapangan Gulamo, Kecamatan Tanah Putih, Kabupaten Rokan Hilir, Riau pada akhir Juli 2023. PHE juga mengimplementasikan teknologi Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) di Lapangan Pertamina EP Sukowati Bojonegoro, Jawa Timur yang ditandai dengan peresmian injeksi perdana CO2 ke Lapangan Sukowati menggunakan metode Huff & Puff.

PHE, kata Arya, berkomitmen pada Sepuluh Prinsip Universal atau Ten Principles dari UNGC dalam strategi dan operasionalnya, sebagai bagian penerapan aspek ESG. Mendukung aspek Governance, PHE juga senantiasa berkomitmen Zero Tolerance on Bribery dengan memastikan pencegahan atas fraud dilakukan dan memastikan perusahaan bersih dari penyuapan. Salah satunya dengan implementasi Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) yang telah terstandard ISO 37001:2016.

Perusahaan ini pun terus mengembangkan pengelolaan operasi yang prudent dan excellent di dalam dan luar negeri secara profesional untuk mewujudkan pencapaian menjadi perusahaan minyak dan gas bumi kelas dunia yang Environmental Friendly, Socially Responsible dan Good Governance

Direktur Center for Energy Policy, M Kholid Syeirazi,  sudah mengapresiasi kinerja PHE sejak laporan pertengahan triwulan pertama 2023. Disebut dalam laporan itu, PHE memproduksi minyak dan gas bumi dari Januari hingga Februari 2023 melampaui target yaitu 576 MBOPD untuk minyak dan 2.785 MMSCFD untuk gas. 

“Setiap prestasi harus diberikan apresiasi. Tapi, kita tak boleh cepat puas dengan hasil yang dicapai," kata Kholid saat itu.  Produksi Pertamina, kata dia, telah menyumbang 54 persen dari kebutuhan nasional. 

Oleh karena itu, dengan pencapaian PHE akan bisa memberikan kontribusi terhadap ketahanan energi nasional. Menurut Kholid, pada prinsipnya ketahanan energi nasional  harus memenuhi lima pilar, yakni availability (ketersediaan), affordability (keterjangkauan), accessability (kemudahan), acceptability (masyarakat & lingkungan), dan sustainability (keberlanjutan).

"Dalam prinsip ini, PHE sudah memenuhi sejumlah pilar ketahanan energi di antaranya ketersediaan, dan keberlanjutan," kata Kholid. Peningkatan produksi oleh PHE juga akan menambah angka produksi energi sehingga kontribusi NOC semakin besar. (*)

Prodik Digital

Prodik Digital

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus