Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
INFO NASIONAL - Konferensi internasional tahunan IBRAF (OIC Broadcasting Regulathory Authority Forum) yang kelima melahirkan deklarasi "Media for World Harmony from Bandung to the World". Deklarasi tersebut memuat lima poin prinsip. Salah satunya pesan tentang kemanusiaan.
Ridwan Kamil, Wali Kota Bandung, didapuk untuk membacakan deklarasi itu di hadapan delegasi 40 negara OKI yang hadir di Ballroom Trans Luxury Hotel, Jalan Gatot Soebroto, Kota Bandung, Rabu, 22 Februari 2017.
Berikut isi lima butir deklarasi "Media World Harmony from Bandung to the World". Pertama, kemanusiaan adalah nilai universal yang dapat menjadi landasan keharmonisan dunia. Media menjadi sarana penting untuk menyampaikan pesan kemanusiaan. Kedua, media bertanggung jawab atas setiap pesan yang disampaikan karena setiap pesan mempunyai dampak baik dan buruk.
Ketiga, media merupakan alat penting untuk memperkuat persahabatan, bukan sebaliknya. Keempat, melalui pesan dan berita yang disiarkan, media harus memberi pencerahan, harapan, dan nilai-nilai positif, serta mendorong masyarakat menjadi lebih baik. Kelima, media melindungi nilai-nilai yang mendukung harmoni.
Konferensi ini secara resmi dibuka oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara. Turut hadir dalam kegiatan tersebut Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Sekjen IBRAF Hamit Ersoy, serta beberapa tokoh broadcasting dari Indonesia dan dunia.
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil merasa terhormat dengan dipilihnya Kota Bandung sebagai tuan rumah para pelaku regulasi media di banyak negara. Apalagi Bandung beberapa kali pernah menyelenggarakan kegiatan internasional yang lekat dengan perdamaian.
"Bandung dengan sejarah KAA sangat pas dijadikan tuan rumah. Bandung juga pada 2016 ini dipilih sebagai Kota Islam di Indonesia. Sehingga ini alasan kita menjadi tuan rumah," ujarnya.
Menurut Ridwan Kamil, IBRAF sebagai salah satu wadah yang memperhatikan isu-isu media massa di dunia, mencoba mengkaji keadaan dunia yang dipengaruhi arus informasi yang cepat dan masif. Masyarakat global kini sedang mengalami kerisauan luar biasa akibat pengaruh informasi. Berbagai saluran komunikasi publik dibanjiri beragam informasi yang membuat kehidupan manusia seperti menjauh dari kedamaian dan keharmonisan.
Isu ini, menurut Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, adalah tentang perang informasi, sehingga masalah disinformasi tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi sudah menjadi isu global. Di sinilah peran media, yang harus lebih mengedukasi terhadap isu-isu solidaritas kemanusiaan, katanya.
Menurut Emil, sangat jelas bahwa media bertanggung jawab menyampaikan pesan-pesan kemanusiaan dan memperkuat persahabatan. Dalam hal ini, masyarakat melihat media Barat terus memperlebar Islamophobia.
Media harus bisa mengajak dialog, untuk mengajak orang tidak terlibat pada pesan-pesan yang memperlebar Islamophobia, seperti yang dilakukan dunia Barat, ucap Emil.
Emil menilai pemberitaan media di Bandung cukup kondusif, memberitakan fakta, dan menyampaikan pesan-pesan edukatif yang baik. Jika kondisi seperti itu terus berlangsung, berita hoax bisa hilang.
Kita menerima kritik, tapi harus berbasis fakta. Ketika ada berita hoax, saya minta masyarakat jangan langsung menelan mentah-mentah berita hoax, coba cek ke media konvensional, media mainstream, ujarnya.
Kalau media mainstream ikutan, masyarakat mau ikut ke siapa? Untuk menghadapi berita hoax, saya edukasi masyarakat lewat Bandung Hantam Hoax. Pesannya jangan menelan mentah-mentah berita hoax, kata Emil.
Ketua KPI Pusat, yang juga Presiden IBRAF, Yuliandre Darwis mengatakan tujuan konferensi ini untuk membangun kerja sama antar-sesama regulator penyiaran sedunia yang harmonis, serta mencapai pemahaman bersama mengenai isu media dan dunia penyiaran terkini.
"Forum ini membahas persoalan konvergensi media dan teknologi siaran. Sebagian besar negara yang akan hadir di forum ini akan mengupas konsep dan pelaksanaan alih teknologi serta konvergensi media di dunia, kata Yuliandre.(*)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini