Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL — Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Abdul Halim Iskandar, meninjau pemanfaatan dana desa di Desa Bojongkulur, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor yang merupakan salah satu desa mandiri pada Rabu, 4 Desember 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mendes PDTT mengatakan bahwa Desa Bojongkulur adalah salah satu desa yang mendekati desa surga. "Desa ini bagus, banyak hal yang bisa kita lihat pertama dari sisi pelayanan masyarakatnya, pemerintahnya, warga desanya semua guyub. Desa milik kita harus dikelola dengan baik dan saya berharap desa ini menjadi embrio dari desa surga, yaitu desa yang semuanya untuk warga. Desa surga adalah desa yang warganya nyaman dengan tempat itu sehingga tidak berpikiran pindah kemana-mana dan rasa kepemilikan terhadap desa bagus," ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mendes PDTT mengawali kunjungannya ke Koperasi Mitra Mandiri Tiga Enam (Komitman 36) di Balai RW 36 villa nusa indah 3 yang bersebelahan dengan Posyandu anggrek 3 RW 36. Koperasi ini merupakan salah satu unit usaha BUMDes Bojongkulur Teladan Mandiri, dengan menggunakan dana desa tahun 2019 sebesar Rp 15 juta yang merupakan kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui penyertaan modal BUMDes.
Kunjungan selanjutnya, Mendes Halim meninjau pekerjaan drainase sepanjang 120 meter dengan alokasi anggaran dana desa tahun 2019 sebesar Rp 19.689.000, pembangunan dikerjakan oleh Tim Pelaksana kegiatan (TPK) dan masyarakat secara swakelola dan padat karya. Pembangunan drainase ini dilakukan untuk mengurangi banjir yang sering terjadi di kawasan tersebut.
Kunjungan terakhir, Menteri Halim meninjau Pasar Desa Bojongkulur yang dikelola BUMDes dan tanahnya milik Pemda, dari pemda secara resmi diserahkan ke desa untuk dikelola oleh BUMDes.
"Ini contoh bagus, saya imbau kepada seluruh kabupaten di Indonesia kalau ada pasar desa tanahnya milik Pemda segera serahkan pada desa untuk dikelola BUMDes untuk kepentingan pembangunan desa. Pertahankan pasar desa tetap menjadi pasar desa milik warga sampai kapanpun, jangan merubah kepemilikannya," ujar Halim.
Halim menjelaskan, semua desa punya tantangan. Tantangan terberat adalah pertahankan zona desa. Dirinya berpesan untuk menghindari pembangunan yang beralih status kepemilikan. Pasar harus di revitalisasi, kerjasama dengan CSR karena tidak akan merubah status kepemilikan. Tantangannya desa maju seperti ini, yaitu pertahankan aset.
"Kita ke sini fokus melihat penggunaan dana desa untuk desa yang sudah mandiri. Nanti kita cek ke semua desa dan semua level dari tertinggal, mandiri, maju untuk terkait penggunaan dana desa. Yang perlu dibenahi, yaitu kebersihan lingkungan, rasa nyaman, bagaimana gotong royong, itu salah satu parameter desa surga," katanya.
Dirinya berharap, setelah desa mandiri, maju, maka suasana hubungan sosial bagus, keakraban antar agama bagus. Bagi desa yang belum berkembang akan di-support dan dampingi secara maksimal dan sinergi dengan lembaga lain supaya terjadi percepatan pembangunan.
"Perlu menjadi referensi bagi desa-desa lain dari Desa Bojongkulur ini yang pertama adalah keguyuban yang saya lihat tadi, dan itu semua harus dimiliki semua desa. Semua warga guyub, perangkat desa menyatu dengan warganya, antar masyarakat tidak ada sekat-sekat. Makanya semua desa kunci keberhasilan adalah guyub, rukun dan saling menopang," kata Halim.
Sementara itu, Kepala Desa Bojongkulur, Firman Riansyah mengatakan desa yang ia kelola sudah masuk status desa mandiri menurut IDM dari tahun 2016. Peringkat pertama di Kabupaten Bogor dan Provinsi Jawa Barat serta peringkat ke-7 Nasional.
"Jika kita berusaha memenuhi parameter yang ada di IDM, desa akan menjadi sebuah entitas dimana masyarakatnya terpenuhi hak-haknya baik dalam bidang ekonomi, ketersediaan prasarana keuangan, transaksi, usaha, bidang lingkungan, sosial, setiakawan sosial, saling guyub serta berpartisipasi aktif dalam pembangunan desa itulah kekuatan sebuah desa," ucapnya.
Dana Desa Bojongkulur pada tahun 2015 ialah Rp 330 juta, pada 2016 Rp 700 juta, pada 2017 Rp 900 juta, tahun 2018 Rp 700 juta, sedangkan 2019 Rp 900 juta. Semuanya digunakan untuk infrastruktur dan pengembangan ekonomi.
Desa Bojongkulur adalah salah satu desa yang pengelolaannya cukup baik. Berdasarkan IDM, sejak 2016 sudah berstatus desa mandiri dan jadi satu-satunya di Kabupaten Bogor. Desa terbaik ke-66 dari dari 100 desa pilihan Kemendes PDTT dan pada 2019 menjadi urutan ke-7. (*)