Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
INFO NASIONAL – Pelaksana Tugas Deputi Administrasi Sekretaris Jendral MPR, Siti Fauziah SE., MM., membuka Pustaka Akademik dengan tema “Bedah Karya Ilmiah Tridharma Dan Kebangsaan Budaya Epistemik Di Perguruan Tinggi Dan Parlemen”. Acara tersebut berlangsung di Auditorium Gedung E lantai 10 Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Universitas Brawijaya (UB) Malang Jawa Timur, Kamis, 28 Juli 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Siti Fauziah mengundang Civitas Akademika FAI UB untuk berkunjung ke perpustakaan MPR. Karena di Perpustakaan MPR banyak disimpan buku-buku yang tidak diperjualbelikan dan tidak ada di tempat lain.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Tetapi, kalau belum ada kesempatan berkunjung ke MPR, buku-buku tersebut bisa diakses melalui buku digital dengan men-download terlebih dahulu di AppStore," katanya.
Narasumber berikutnya, Anggota Fraksi Partai Golkar MPR RI, Ir. H. M. Ridwan Hisjam, menyampaikan bahwa budaya epistemik harus menjadi dasar bagi eksekutif dalam perencanaan dan pelaksanaan program pembangunan. Seperti halnya Tri Dharma yang selalu dipegang dan diperjuangkan civitas akademika.
"Nenek moyang kita meninggalkan budaya gotong royong, bersama-sama saling bantu meringankan beban orang lain. Demikian pula hendaknya pembangunan yang dilaksanakan pemerintah, harus bisa menjamin lahirnya keadilan dan kesejahteraan bagi semua, bukan hanya masyarakat tertentu saja," kata Ridwan.
Sayangnya, kata Ridwan Hisjam, perpustakaan sebagai salah satu tempat menyimpan hasil budaya epistemik kurang mendapat perhatian. Banyak perpustakaan, baik di perguruan tinggi maupun lembaga dibiarkan begitu saja. Bahkan, banyak akademisi yang tidak akrab dengan perpustakaan, apalagi dari kalangan politisi.
"Kita memiliki banyak sekali hasil kajian, tapi sebagian besar hanya disimpan, dan tidak memberi manfaat bagi masyarakat, kecuali menambah panjang daftar curiculum vitae para penelitinya," kata Ridwan.
Dosen Senior dan Ketua Laboratorium Perpustakaan dan Arsip FAI UB, Dr. Sarwono M. Si., mengatakan budaya adalah tradisi lama yang sudah mendarah daging. Sedangkan epistemik merupakan cara berfikir akademik. Budaya epistemik kata Sarwono mestinya sanggup membawa kebenaran dan kemaslahatan bagi orang banyak. Sayangnya banyak penelitian dilakukan sesuai budaya epistemik tetapi berhenti pada tataran ilmiah. Belum bisa memberi manfaat bagi masyarakat.
"Banyak teori baru, lahir dari budaya epistemik tapi tidak sesuai dengan perkembangan zaman, sehingga tidak bisa berkontribusi bagi masyarakat. Sedangkan di perlemen budaya epistemik itu belum dilakukan secara maksimal. Tetapi di parlemen itu yang dibutuhkan adalah manfaatnya bagi masyarakat, bukan pada penerapan budaya epistemiknya," kata Sarwono.
Pada kesempatan tersebut juga dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman antara Perpustakaan MPR RI dengan Fakultas Ilmu Administrasi UB. Penandatanganan, dilakukan oleh Siti Fauziah selaku wakil dari pihak MPR RI dan Arik Prasetya S. Sos, MSi, Ph. D., Wakil Dekan Bidang Akademik mewakili FAI Universitas Brawijaya. (*)