Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo

Program DMPA Adaptasi Perubahan Iklim

ProKlim dikembangkan sejak 2012 dan terus diperkuat sebagai program strategi pengendalian perubahan iklim.

11 November 2021 | 00.00 WIB

Dari kanan ke kiri: Nur Masripatin Senior Advisor to the Minister, Laksmi Dhewanthi Director General for Climate Change, Elim Sritaba Chief Sustainability Officer APP Sinar Mas dan Satya Hangga Co-founder/Director of Research & Policy IE21, dalam sesi diskusi di Paviliun Indonesia pada Konferensi Pengendalian Perubahan Iklim COP26 UNFCCC di Glasgow, Skotlandia, Selasa 9 November 2021.
Perbesar
Dari kanan ke kiri: Nur Masripatin Senior Advisor to the Minister, Laksmi Dhewanthi Director General for Climate Change, Elim Sritaba Chief Sustainability Officer APP Sinar Mas dan Satya Hangga Co-founder/Director of Research & Policy IE21, dalam sesi diskusi di Paviliun Indonesia pada Konferensi Pengendalian Perubahan Iklim COP26 UNFCCC di Glasgow, Skotlandia, Selasa 9 November 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Aksi adaptasi dan mitigasi di tingkat tapak berbasis komunitas perlu terus didorong dengan melibatkan semua pihak termasuk dunia usaha. Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Laksmi Dewanthi menyatakan dalam dokumen komitmen pengurangan emisi GRK (Nationally Determined Contributions/NDC) Indonesia mengakui besarnya peran multi pihak dalam pengendalian perubahan iklim.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Salah satu program yang dkembangkan untuk menjalin kemitraan multi pihak dalam pengendalian perubahan iklim adalah Program Kampung Iklim (ProKlim). "ProKlim dikembangkan sejak 2012 dan terus diperkuat sebagai program strategi pengendalian perubahan iklim," katanya saat sesi diskusi di Paviliun Indonesia pada Konferensi Pengendalian Perubahan Iklim COP26 UNFCCC di Glasgow, Skotlandia, Selasa 9 November 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Untuk mendukung penguatan aksi adapatasi dan mitigasi perubahan iklim, APP Sinar Mas memperkuat program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) sejak 2016 di desa-desa rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur.  

“Dengan program DMPA, kami mengedukasi masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara dibakar dan mengelola lahan dengan metode agroforestri (wana tani).  Yakni bercocok tanam tumpangsari hortikultura tanaman pangan, peternakan, perikanan, serta industri kecil untuk olahan pangan, “ ujar Head of Corporate Social and Community Engagement, APP Sinar Mas, Agung Wiyono. Program ini berhasil merangkul 386 desa serta memberikan pengaruh pada 82 kelompok usaha perempuan dan memberikan manfaat pada sekitar 31.418 keluarga. (*)

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus