Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
INFO BISNIS-- Menyambut perayaan Hari Raya Nyepi pada Sabtu, 17 Maret 2018, Taman Impian Jaya Ancol akan menghadirkan rangkaian ritual keagamaan yang kaya dengan unsur budaya. Biasanya ritual ini kerap ditemui di Pulau Dewata yang mayoritas wilayahnya memang merayakannya. Namun kali ini, perayaan tersebut dapat dinikmati di Ancol.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Ancol Ogoh-Ogoh Festival ini merupakan kegiatan pertama dan terbesar yang kami selenggarakan. Tujuannya memberikan edukasi keragaman budaya yang ada di Indonesia. Selama ini, pengunjung hanya mengetahui ogoh-ogoh dari media massa dan di Pulau Dewata. Kini, dapat disaksikan di Pantai Lagoon Ancol” ujar Direktur Rekreasi Taman Impian Jaya Ancol Teuku Sahir Syahali.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Keunikan ogoh-ogoh yang dikemas dalam konsep “Ancol Festival Ogoh-Ogoh” ini akan ditunjukkan kepada pengunjung pada Minggu, 18 Maret 2018, di Pantai Lagoon Ancol mulai pukul 14.00-17.00 WIB dan dapat dinikmati pengunjung tanpa dipungut biaya tambahan.
Ogoh-ogoh yang dihadirkan berjumlah enam unit dengan tim pengusung, penari, juga pengiring musik baleganjur yang melibatkan ratusan orang, sehingga arakan ogoh-ogoh akan terlihat semarak.
Iringan ogoh-ogoh ini nanti akan melintasi kawasan Bende Ancol sampai Plaza Pantai Lagoon. Menariknya, iringan ogoh-ogoh akan dibawakan dengan jalan cerita yang berbeda-beda. Selain parade kolosal ogoh-ogoh, pengunjung dapat menyaksikan penampilan tari kecak, baleganjur, dan lainnya.
Kegiatan yang menggandeng Parisada Hindu Dharma Indonesia ini dipersembahkan khusus kepada pengunjung Taman Impian Jaya Ancol. Sebab, tradisi ini cukup diminati banyak wisatawan, baik asing maupun domestik.
Sebagai kawasan wisata berbasis hiburan dan edukasi, Taman Impian Jaya Ancol kali ini turut memperkenalkan salah satu ikon ritual Hari Raya Nyepi, yakni ogoh-ogoh. Ogoh-ogoh merupakan karya seni patung dalam kebudayaan Bali yang menggambarkan kepribadian Bhuta Kala yang merepresentasikan kekuatan (Bhu) alam semesta dan waktu (Kala) yang tak terukur dan tak terbantahkan, biasanya dalam wujud raksasa.
Tradisi mengarak ogoh-ogoh di Bali dilaksanakan pada hari Pengerupukan (sehari sebelum Nyepi). Secara teknis, ogoh-ogoh ada yang terbuat dari bahan styrofoam atau anyaman bambu yang diisi jerami atau alang-alang serta dilapisi kertas semen. Setiap ogoh-ogoh biasanya memiliki berat sekitar 900 kilogram, bahkan mencapai 1,3 ton, dengan tinggi sampai 2,5 meter. (*)