Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Bandung - Nadran, ronggeng gunung, ngarot, dan dongdang bakal mewarnai pagelaran Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016 yang tersebar di 14 kabupaten di Jawa Barat. Begitu disebutkan Koordinator Penata Artistik Bidang Upacara PB PON, Joko Kurnain.
Nadran merupakan ritual adat para nelayan di pesisir pantai utara Jawa, seperti Subang, Indramayu, dan Cirebon untuk mensyukuri hasil tangkapan ikan. Sedangkan ronggeng gunung adalah jenis tarian dengan iringan gamelan Sunda. Sementara itu, ngarot adalah tradisi arak-arakan menyongsong datangnya musim tanam padi dan dongdang merupakan hantaran berisi makanan hasil bumi para petani.
Selain itu, pertunjukan kesenian juga telah ditampilkan dalam acara sosialisasi PON XIX/2016. Salah satu yang ditampilkan adalah Tutunggulan, yakni seni menciptakan alunan musik dengan cara membenturkan alu dan lesung.
Semua pertunjukan itu menurut Joko selaras dengan konsep Gurilaps yang digadang-gadang Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan untuk promosi wisata daerah Jawa Barat sejak 25 Mei 2016 . Gurilaps sendiri berasal dari kata gunung, rimba, laut, air, pantai, sungai dan seni budaya.
Kesenian ini lahir dari karakteristik masyarakat Jawa Barat yang agraris. Tutunggulan sering terdengar saat penyimpanan padi ke lumbung. Variasi bunyi yang ditimbulkan ketika memukulkan alu kemudian diolah dan diatur agar menghasilkan irama tertentu.
Pada 15 Mei 2016 lalu, pemerintah provinsi Jawa Barat melalui PB PON menampilkan Tutunggulan dalam acara sosialisasi PON XIX di kawasan Boulevard Pantai Indah Kabupaten Pangandaran.
Turut hadir Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar, bersama Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata. Mereka berlenggok mengikuti irama Tutunggulan bersama para penari dan warga yang hadir.
“Ini (sosialisasi) PON dilakukan supaya masyarakat Jawa Barat siap menyambut PON XIX & Peparnas XV di tahun 2016. Dan melalui Tutunggulan kami memberitahukan kepada masyarakat luas,” ungkap Deddy.
Tak hanya memeriahkan perhelatan PON XIX/2016, teknik memadukan seni dan olahraga ini menjadi kesempatan untuk memperkenalkan sekaligus melestarikan kebudayaan Jawa Barat. (*)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini