Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
INFO DUNIA - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X secara resmi membuka Mandiri Jogja Marathon (MJM) 2017 di kawasan Candi Prambanan, Minggu, 23 April 2017. Event yang digelar Dinas Pariwisata DIY ini diikuti 5.800 pesera, baik yang berasal dari Indonesia maupun mancanegara.
"Saya menyambut baik acara ini. Kita ingin ada objek wisata di Jawa Tengah yang kita jadikan sebagai icon untuk marathon juga seperti di Asia Tenggara," ujarnya usai membuka sekaligus melepas para peserta dari kategori full marathon (42,2 kilometer) di kawasan Candi Prambanan.
Sri Sultan berharap kalau sudah berjalan 2-3 tahun, Mandiri Jogja Marathon ini bisa menjadi acara internasional, sehingga nanti bisa menarik banyak orang asing juga untuk datang ke DIY, khususnya untuk lari marathon. "Sekarang memang masih terlihat kebanyakan domestik," tuturnya..
Menurut dia, selama ini Jogja memang sudah sebagai kota wisata, tapi belum pernah ada event sport yang besar seperti Mandiri Jogja Marathon ini. "Jadi kita ingin menjadikan event ini sebagai icon yang akan membuat ketenaran Prambanan di dunia internasional," katannya.
Berbeda dengan Jakarta Maratahon, MJM ini menghindari jalur-jalur protokol. Dengan demikian, para peserta lomba akan dapat menikmati karakter kota, pemandangan alam, dan budaya Jogja. Event sport tourism atau wisata olahraga yang dilaksanakan di kawasan cagar budaya dan heritage ini, diharapkan akan mendatangkan wisatawan nusantara (wisnus) dan wisatawan mancanegara (wisman).
MJM 2017 melombakan empat kategori, yang terdiri dari full marathon (42,2 kilometer), half marathon (21,1 kilometer), kategori 10 kilometer dan 5 kilometer, serta kategori Mandiri Community Challenge yang mengadu 5 komunitas lari se-Indonesia sejauh 42 kilometer dan 5 komunitas yang berlari sejauh 21 kilometer.
Peserta melintasi 13 desa yang ada di DIY, di antaranya Desa Tirta Martani, Desa Purwo Martini, Desa Sukaharjo, Desa Umbul Martini, Desa Widodo Martini, Desa Selo Martini, Desa Taman Martini, Desa Kebon Dalam Lor Jawa Tengah, dan Desa Kokosan. Selain itu para paserta juga melewati beberapa candi seperti
Candi Plaosan Lor, Candi Kidul Plaosan, Candi Sewu, Candi Bubrah, Candi Lumbung, dan Candi Prambanan.
Kendati aspek budaya dan pemandangan menjadi sorotan utama, tidak berarti MJM 2017 tidak memberikan rute yang menantang kepada para pelari. Pada jarak tempuh 8-18 kilometer, para paserta akan dihadapkan pada jalan-jalan menanjak dan menurun.
Selain 11 pelari internasional dari empat negara dan 20 pelari nasional seperti Agus Prayogo, MJM juga diikuti oleh para duta besar negara tetangga. MJM 2017 ini memperebutkan otal hadiah sebesar Rp 783 juta selain medali dan voucher e-Money senilai Rp 50.000. (*)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini