Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo

Strategi BRI Turunkan Rasio Kredit Bermasalah

Penurunan rasio NPL dan LAR ini didukung oleh penerapan strategi pengelolaan manajemen risiko yang disiplin di seluruh lini bisnis

2 November 2024 | 15.54 WIB

Direktur Manajemen Risiko PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Agus Sudiarto dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu, 30 Oktober 2024. BRI berhasil mencatat pen yaluran kredit sebesar Rp1.353,36 triliun hingga akhir Triwulan III 2024. Dok. BRI
material-symbols:fullscreenPerbesar
Direktur Manajemen Risiko PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Agus Sudiarto dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu, 30 Oktober 2024. BRI berhasil mencatat pen yaluran kredit sebesar Rp1.353,36 triliun hingga akhir Triwulan III 2024. Dok. BRI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

INFO BISNIS – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI mampu mengelola kualitas asetnya dengan baik. Hal ini ditunjukkan dari rasio Non Performing Loan (NPL) BRI yang terus membaik, dengan rasio NPL pada triwulan III-2024 sebesar 2,90 persen atau membaik dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya yang tercatat 3,07 persen.

Disamping NPL, perseroan juga berhasil mencatat rasio Loan at Risk (LAR) yang lebih baik, dari semula 13,80 persen pada akhir Triwulan III 2023 menjadi 11,66 persen pada akhir Triwulan III 2024. Menurut Direktur Manajemen Risiko BRI Agus Sudiarto, penurunan NPL tersebut didukung oleh beberapa strategi yang dilakukan oleh perseroan dalam mengelola kredit, dimulai dari front-end, mid-end, hingga back-end.

“Baik di front-end pada saat kita underwrite kredit-kredit yang baru kemudian mensupervisi kredit-kredit yang ada di dalam buku kita. Lebih khusus lagi sejak awal triwulan II-2024 memang kami memperketat di front-end-nya,” ucap kata Agus dalam Konferensi Pers di Jakarta, Rabu, 30 Oktober 2024.

Menurut Agus, pengetatan seleksi kredit bagi debitur-debitur baru tersebut melalui kriteria yang telah ditentukan, sehingga debitur yang mengajukan kredit akan tersaring dan NPL BRI mengalami penurunan. “Kita tahu di kuartal 1 tahun ini kita sempat ada kenaikan di NPL ratio tapi dengan berbagai strategi yang kita lakukan, tidak hanya NPL sebenarnya yang turun, termasuk juga di LAR-nya juga kita mengalami penurunan,” imbuhnya.

Direktur Utama BRI Sunarso menuturkan, penurunan rasio NPL dan LAR ini didukung oleh penerapan strategi pengelolaan manajemen risiko yang disiplin di seluruh lini bisnis. BRI secara aktif memantau kualitas kredit dan mengadopsi Early Warning System untuk mendeteksi potensi masalah kredit sedini mungkin. Selain itu, BRI juga memperkuat tim recovery untuk mengelola kredit bermasalah dengan lebih cepat dan efisien.

Di samping kualitas kredit yang semakin membaik, BRI juga tetap mempersiapkan pencadangan yang memadai dengan NPL Coverage sebesar 215,44 persen. “BRI telah mengimplementasikan berbagai langkah mitigasi risiko, mulai dari selective growth, pemantauan kredit secara proaktif, penguatan pencadangan, hingga penyelesaian kredit bermasalah yang dilakukan dengan pendekatan kolaboratif bersama nasabah,” kata Sunarso. (*)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Fifia Asiani

Fifia Asiani

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus