Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 100 dokter Israel pada hari Minggu, 5 November 2023 membuat petisi yang menyarankan agar militer menyerang Rumah Sakit Al-Shifa. Mereka menuduh bahwa Rumah Sakit Al-Shifa di Jalur Gaza yang terkepung adalah basis “kelompok bersenjata Palestina.” Mereka menyerukan pemboman terhadap rumah sakit tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menurut laporan di situs berita Israel HaMedash yang dilansir oleh Anadolu, sekelompok dokter Israel, yang dikenal dengan nama Dokter untuk Hak-Hak Tentara Israel, menandatangani pernyataan yang menyarankan agar militer mengebom Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza. Rumah sakit ini telah diserang secara besar-besaran oleh Israel dalam 72 jam terakhir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Para dokter yang bekerja di sistem layanan kesehatan, mengklaim bahwa pemboman Rumah Sakit Al-Shifa oleh militer Israel adalah "hak yang sah". Mereka juga menuduh bahwa Al-Shifa, rumah sakit terbesar di Gaza, berfungsi sebagai basis bagi kelompok bersenjata Palestina, Hamas.
Deklarasi serupa yang menyerukan pemboman Rumah Sakit Al-Shifa juga pernah dikeluarkan oleh 47 rabi Israel.
Sebanyak 13 warga Palestina tewas dan 26 lainnya terluka pada hari Jumat dalam pemboman Israel yang menargetkan ambulans di depan Al-Shifa, menurut Kementerian Kesehatan di Gaza.
Kementerian mengatakan ambulans membawa sejumlah orang yang terluka untuk dirawat di Mesir. "Kami telah memberi tahu Komite Internasional Palang Merah, Republik Arab Mesir, dan seluruh dunia melalui saluran komunikasi tentang pergerakan ambulans yang membawa korban luka ke Mesir, namun (pasukan) pendudukan melakukan kejahatan tersebut dengan sangat berani,” ujar kementerian menambahkan.
Pengeboman di Rumah Sakit Al Shifa pada hari Jumat tersebut menuai kecaman keras. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada hari Sabtu mengatakan dia “ngeri” dengan serangan itu. "Gambar mayat yang berserakan di jalan di luar rumah sakit sangat mengerikan," ujarnya di media sosial X.
Berdasarkan aturan perang, serangan terhadap fasilitas sipil seperti rumah sakit dilarang. Israel mengklaim kelompok Palestina Hamas bersembunyi di dalam atau di sekitar fasilitas tersebut.
Pekan lalu tentara Israel memperluas serangan udara dan daratnya di Jalur Gaza, yang telah mengalami serangan udara tanpa henti sejak serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober.
Lebih dari 10.700 orang tewas dalam konflik tersebut, termasuk sedikitnya 9.240 warga Palestina dan lebih dari 1.538 warga Israel.
ANADOLU
Pilihan Editor: Jurnalis Filipina Dibunuh saat Siaran Langsung, Aksi Pelaku Terekam