Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Seorang ahli hipersonik terkemuka Rusia ditangkap karena dicurigai melakukan pengkhianatan, kantor berita TASS yang dikendalikan negara melaporkan pada Jumat, 5 Agustus 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Andrei Shiplyuk mengepalai laboratorium hipersonik di Novosibirsk Institute of Theoretical and Applied Mechanics, menurut situs web institut tersebut, dan dalam beberapa tahun terakhir mengoordinasikan penelitian untuk mendukung pengembangan sistem rudal hipersonik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TASS mengutip salah satu rekan Shiplyuk yang mengatakan penyelidikan telah dilakukan di institut tersebut. Namun tidak dijelaskan apa bentuk pengkhianatan Shiplyuk.
Bulan lalu Dmitry Kolker, fisikawan lain yang berbasis di Novosibirsk, ditangkap karena dicurigai melakukan pengkhianatan. Ia meninggal di tahanan karena kanker pankreas tak lama setelah ditangkap.
Rusia pada Mei lalu, menembakkan rudal jelajah hipersonik Tsirkon (Zirkon) dari fregat Admiral Gorshkov di Laut Barents dan berhasil mengenai sasaran
“Fregat Project 22350 Admiral Gorshkov menembakkan rudal jelajah hipersonik Tsirkon ke posisi target laut di Laut Putih dari Laut Barents. Menurut data kontrol objektif, rudal jelajah hipersonik Tsirkon berhasil menghantam target laut berada pada jarak sekitar 1.000 kilometer,” kata Kementerian Pertahanan Rusia itu sebagaimana dikutip EurAsian Times.
Rusia mengembangkan sistem baru untuk meluncurkan salah satu rudal hipersonik Tsirkon (Zirkon), yang dijadwalkan akan beroperasi pada akhir tahun.
Menurut laporan itu, NPO Mashinostroyeniya di Reutov (dekat Moskow) sedang mengerjakan sistem rudal pertahanan pantai yang ditingkatkan untuk rudal hipersonik Tsirkon.
Sebuah sumber militer mengatakan kepada badan tersebut bahwa sistem itu akan mampu menyerang target darat dan laut. Ini akan menawarkan kemampuan yang sama seperti pendahulunya, Bastion-P, yang menggunakan rudal jelajah anti-kapal supersonik Oniks.
Reuters