Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
DAHI Presiden Afganistan Hamid Karzai berkerut. Wajahnya cemberut. Sepucuk surat berisi kritik keras dari sebuah lembaga hak asasi manusia internasional dia genggam erat. Ia lalu duduk terempas pada kursi kerja di kantor kepresidenan di Kabul, Senin pekan lalu, sambil memandang tajam lawan bicara yang berada di seberang meja. "Jadi, masih banyak kejadian seperti itu. Bukankah saya memberi contoh pengampunan sebulan yang lalu?"
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo