Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Amerika Serikat Cemas Cina Bangun 110 Lebih Silo Rudal Nuklir

Amerika Serikat mengkhawatirkan kekuatan nuklir Cina setelah sebuah laporan baru mengatakan Beijing sedang membangun 110 lebih silo rudal.

28 Juli 2021 | 18.00 WIB

Kendaraan militer yang membawa rudal balistik antarbenua DF-5B melewati Lapangan Tiananmen selama parade militer menandai peringatan 70 tahun berdirinya Republik Rakyat Cina, pada Hari Nasionalnya di Beijing, Cina, 1 Oktober 2019. [REUTERS/Jason Lee]
Perbesar
Kendaraan militer yang membawa rudal balistik antarbenua DF-5B melewati Lapangan Tiananmen selama parade militer menandai peringatan 70 tahun berdirinya Republik Rakyat Cina, pada Hari Nasionalnya di Beijing, Cina, 1 Oktober 2019. [REUTERS/Jason Lee]

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pentagon dan anggota kongres Partai Republik pada Selasa menyatakan kekhawatiran tentang peningkatan kekuatan nuklir Cina setelah sebuah laporan baru mengatakan Beijing sedang membangun 110 lebih silo rudal.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Sebuah laporan Federasi Ilmuwan Amerika (AFS) pada Senin mengatakan gambar satelit menunjukkan Cina sedang membangun ladang silo baru di dekat Hami di bagian timur wilayah Xinjiang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Laporan itu muncul berminggu-minggu setelah pembangunan sekitar 120 silo rudal di Yumen, daerah gurun sekitar 380 km di tenggara.

"Ini adalah kedua kalinya dalam dua bulan publik mengetahui apa yang telah kami katakan selama ini tentang meningkatnya ancaman yang dihadapi dunia dan tabir kerahasiaan yang mengelilinginya," kata Komando Strategis AS dalam cuit Twitter yang ditautkan ke artikel New York Times yang mengutip laporan AFS, dikutip Reuters, 28 Juli 2021.

Departemen Luar Negeri AS pada awal Juli menyebut pembangunan nuklir Cina mengkhawatirkan dan mengatakan tampaknya Beijing menyimpang dari strategi nuklir puluhan tahun yang didasarkan pada pencegahan minimal. Deplu AS meminta Cina untuk terlibat pada langkah-langkah praktis untuk mengurangi risiko perlombaan senjata yang tidak stabil.

Melansir Eurasiantimes, Cina dilaporkan membangun lebih dari 100 silo rudal balistik baru di dekat kota Yumen di provinsi Gansu. Kemungkinan rudal tersebut ymampu mencapai daratan Amerika Serikat yang menurut para ahli, jumlah rudal baru untuk silo ini bisa jauh lebih kecil. Foto : Xinhua

Anggota Kongres dari Partai Republik Mike Turner, anggota peringkat Subkomite Angkatan Bersenjata DPR untuk Pasukan Strategis, mengatakan pembangunan nuklir Cina "belum pernah terjadi sebelumnya" dan menjelaskan bahwa Cina "menyebarkan senjata nuklir untuk mengancam Amerika Serikat dan sekutu."

Dia mengatakan penolakan Cina untuk merundingkan kontrol senjata harus menjadi perhatian dan dikutuk oleh semua negara yang bertanggung jawab.

Anggota Partai Republik lainnya, Mike Rogers, anggota peringkat Komite Angkatan Bersenjata DPR, mengatakan pembangunan Cina menunjukkan perlunya memodernisasi penangkal nuklir AS dengan cepat.

Sebuah laporan Pentagon tahun 2020 memperkirakan persediaan hulu ledak nuklir Cina di bawah angka 200-an, dan mengatakan jumlah itu diproyeksikan setidaknya dua kali lipat ketika Cina memperluas dan memodernisasi pasukannya. Analis mengatakan Amerika Serikat memiliki sekitar 3.800 hulu ledak nuklir, dan menurut lembar fakta Departemen Luar Negeri, 1.357 di antaranya dikerahkan pada 1 Maret.

Amerika Serikat telah berulang kali meminta Cina untuk bergabung dengannya dan Rusia dalam perjanjian kontrol senjata baru.

Laporan tentang silo baru datang ketika Asisten Menteri Luar Negeri Wendy Sherman akan mengadakan pembicaraan pengendalian senjata dengan Rusia di Jenewa pada hari Rabu.

Sherman berada di China awal pekan ini untuk pembicaraan di mana Beijing menuduh Washington menciptakan "musuh imajiner" untuk mengalihkan perhatian dari masalah domestik dan menekan Cina.

Cina mengatakan persenjataannya dikecilkan oleh Amerika Serikat dan Rusia, dan siap untuk melakukan dialog bilateral tentang keamanan strategis "berdasarkan kesetaraan dan saling menghormati."

REUTERS

Eka Yudha Saputra

Alumnus Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Bergabung dengan Tempo sejak 2018. Anggota Aliansi Jurnalis Independen ini meliput isu hukum, politik nasional, dan internasional

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus