Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

AS Tuding Peretas Rusia di Balik Krisis Diplomatik Qatar - Saudi

Amerika Serikat meyakini peretas Rusia telah menyerang kantor berita negara Qatar, dan mempublikasikan berita palsu yang memicu krisis di Teluk Arab

7 Juni 2017 | 09.27 WIB

Peta negara teluk. asiancorrespondent.com
Perbesar
Peta negara teluk. asiancorrespondent.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO,Washington— Amerika Serikat meyakini peretas Rusia telah menyerang kantor berita negara Qatar, dan mempublikasikan berita palsu yang memicu krisis di antara negara Teluk.

Hal ini diungkapkan oleh seorang pejabat AS yang menolak disebutkan namanya, seperti dilansir laman CNN, Rabu 7 Juni 2017.


Baca: Krisis Diplomatik Qatar, Donald Trump Membela Arab Saudi

Pejabat AS itu menambahkan, temuan intelijen yang didapat badan keamanan AS mengindikasikan, peretas Rusia berada di belakang gangguan, yang pertama kali dilaporkan Pemerintah Qatar dua pekan lalu.

Tuduhan keterlibatan hacker Rusia meningkatkan kekhawatiran badan intelijen dan penegakan hukum AS bahwa Rusia terus mencoba upaya peretasan terhadap sekutu AS, seperti yang diyakini terjadi kala pemilihan presiden AS 2016 lalu.

Pejabat AS mengatakan, tujuan Rusia tampaknya adalah untuk menyebabkan perpecahan di antara AS dan sekutu-sekutunya.

Dalam beberapa bulan terakhir muncul dugaan aktivitas siber Rusia, termasuk penggunaan berita palsu, muncul di tengah pemilihan umum di Perancis, Jerman, dan negara-negara lain.

Belum jelas apakah AS telah melacak para hacker dalam insiden Qatar kepada organisasi kriminal Rusia atau dinas keamanan Rusia yang dipersalahkan atas peretasan pemilihan AS.

Seorang pejabat lain mencatat, berdasarkan data intelijen masa lalu menyebutkan tidak banyak hal semacam itu bisa terjadi di negara tersebut, tanpa restu pemerintah.

Sementara, pihak FBI dan Badan Intelijen CIA menolak berkomentar tentang kabar ini


Juru bicara Kedutaan Qatar di Washington mengatakan, penyelidikan sedang berlangsung dan hasilnya akan segera dirilis untuk publik.


Baca : Arab Saudi Cs Putuskan Hubungan dengan Qatar, Ini Reaksi Amerika

Pemerintah Qatar telah membantah munculnya sebuah berita pada 23 Mei di kantor berita QNA yang menyebutkan penguasa negara itu bersahabat dengan Iran dan Israel, serta mempertanyakan kelangsungan kekuasaan Presiden Donald Trump.

QNA juga menerbitkan berita yang menyebut Doha menarik duta besar dari Arab Saudi, Bahrain, Mesir, dan Uni Emirat Arab setelah menemukan adanya konspirasi melawan Qatar.

Meski dibantah, laporan tersebut terlanjur memicu ketegangan politik di Teluk.

Selama ini, Qatar menjadi tempat dari salah satu pangkalan militer terbesar AS di wilayah tersebut.

Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed Bin Abdulrahman al-Thani mengatakan kepada CNN , FBI telah mengkonfirmasi peretasan dan penanaman berita palsu tersebut.

"Apa pun yang telah dilontarkan sebagai tuduhan semua didasarkan pada informasi yang keliru dan kami berpikir bahwa keseluruhan krisis didasarkan pada kesalahan informasi," kata Menlu Qatar. "Karena itu dimulai berdasarkan berita palsu, terjepit, dan dimasukkan ke dalam kantor berita nasional, kita yang telah diretas dan dibuktikan oleh FBI."

CNN | BBC | SITA PLANASARI AQUADINI



 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sita Planasari

Sita Planasari

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus