Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Berita Tempo Plus

Jaringan Media Lancung dari Delhi

EU DisinfoLab menemukan ratusan media palsu India digunakan untuk mendiskreditkan Pakistan. Kampanye yang menembus Uni Eropa dan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

2 Januari 2021 | 00.00 WIB

Warga Kashmir meneriakkan melakukan protes setelah pencabutan status konstitusional khusus untuk Kashmir oleh pemerintah India, di Srinagar, 11 Agustus 201/ REUTER /Danish Siddiqui 9.
Perbesar
Warga Kashmir meneriakkan melakukan protes setelah pencabutan status konstitusional khusus untuk Kashmir oleh pemerintah India, di Srinagar, 11 Agustus 201/ REUTER /Danish Siddiqui 9.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ringkasan Berita

  • Invstigasi EU DisinfoLab menemukan ratusan media palsu India digunakan untuk mendiskreditkan Pakistan.

  • Kampanye yang terhubung dengan Srivastava Group itu menembus Uni Eropa dan PBB.

  • Cara canggih dan rumit dalam menggalang penyesatan informasi.

SEHARI sebelum Natal lalu, sebuah pertemuan terjadi di belakang rumah Perdana Menteri Pakistan Imran Khan yang luas di Islamabad. Pertemuan di ruang terbuka itu dihadiri Imran, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Jenderal Qamar Javed Bajwa, dan Direktur Jenderal Intelijen Letnan Jenderal Faiz Hamid. Mereka duduk di kursi-kursi rotan di pekarangan yang dilindungi pohon-pohon pinus.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Iwan Kurniawan

Sarjana Filsafat dari Universitas Gadjah Mada (1998) dan Master Ilmu Komunikasi dari Universitas Paramadina (2020. Bergabung di Tempo sejak 2001. Meliput berbagai topik, termasuk politik, sains, seni, gaya hidup, dan isu internasional.

Di ranah sastra dia menjadi kurator sastra di Koran Tempo, co-founder Yayasan Mutimedia Sastra, turut menggagas Festival Sastra Bengkulu, dan kurator sejumlah buku kumpulan puisi. Puisi dan cerita pendeknya tersebar di sejumlah media dan antologi sastra.

Dia menulis buku Semiologi Roland Bhartes (2001), Isu-isu Internasional Dewasa Ini: Dari Perang, Hak Asasi Manusia, hingga Pemanasan Global (2008), dan Empat Menyemai Gambut: Praktik-praktik Revitalisasi Ekonomi di Desa Peduli Gambut (2020).

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus