Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Rabu, 24 April 2024 mendesak dihentikannya serangkaian unjuk rasa pro-Palestina di kampus-kampus di Amerika Serikat. Ia mengatakan “masih banyak yang harus dilakukan” untuk menghentikan protes-protes yang menjalar di berbagai kampus dalam beberapa pekan terakhir.
“Apa yang terjadi di kampus-kampus Amerika sungguh mengerikan. Ini tidak masuk akal. Harus dihentikan. Harus dikutuk dan dikutuk dengan tegas,” katanya dalam sebuah rekaman pernyataan, sambil menuduh “gerombolan antisemitisme” mengambil alih universitas-universitas terkemuka. Netanyahu menilai tanggapan dari beberapa rektor universitas yang menjadi tempat protes sangat memalukan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Sekarang, untungnya, pejabat negara bagian, lokal, dan federal, banyak dari mereka yang memberikan tanggapan berbeda, tetapi harus ada lebih banyak tindakan. Lebih banyak yang harus dilakukan,” katanya.
Protes atas agresi Israel di Gaza telah meningkat di kampus-kampus Amerika Serikat dalam beberapa pekan terakhir atau saat perang Gaza kini memasuki bulan ketujuh. Korban jiwa di Gaza telah mencapai 34.262 orang dan korban luka-luka sekitar 77.229 sejak serangan 7 Oktober 2023.
Para pengunjuk rasa menyerukan gencatan senjata dan meminta universitas mereka masing-masing untuk melakukan divestasi dari perusahaan-perusahaan yang berhubungan dengan Israel. Lusinan mahasiswa telah diumbar identitasnya, diskors oleh universitas hingga ditangkap oleh polisi.
Terbaru, ratusan mahasiswa Universitas Texas keluar dari kelas untuk memprotes perang di Gaza dan mendesak perguruan tinggi mereka berdivestasi dari perusahaan-perusahaan yang memanufaktur alat perang. Menurut laporan media setempat, lebih dari 50 demonstran ditangkap oleh polisi.
Polisi juga meringkus puluhan orang dalam demonstrasi pro-Palestina di Universitas Yale di Connecticut dan Universitas New York di Manhattan pada Senin. Sementara, Universitas Columbia membatalkan kelas tatap muka di hari yang sama sebagai tanggapan atas para pengunjuk rasa yang mendirikan tenda untuk protes di kampus New York City pekan lalu.
Mahasiswa dan dosen Yahudi dan Israel mengatakan protes tersebut telah mengubah universitas menjadi lingkungan yang tidak bersahabat dan membuat mereka merasa terancam. Beberapa melaporkan peningkatan antisemitisme di kampus, sementara beberapa orang Yahudi lainnya justru berperan dengan ikut atau memimpin demonstrasi, seperti kelompok Jewish Voice for Peace.
Polisi menerima laporan mengenai mahasiswa Israel yang benderanya dirampas dari tangan mereka, namun tidak ada laporan “adanya kekerasan fisik terhadap mahasiswa mana pun”, kata juru bicara kepala polisi Tarik Shappard yang menangani situasi di Universitas Columbia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
REUTERS
Pilihan editor: 5 Negara Laporkan PM Israel Benjamin Netanyahu ke ICC, Berikut Profil International Criminal Court
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini