Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kehebohan di podium itu mirip dengan adegan tawuran di perkampungan Jakarta. Seratusan pria anggota Mujahidin menyerbu podium untuk mengepung Malalai Joya. Malalai sendiri bukanlah raksasa yang perlu diseret turun oleh ratusan lelaki. Dia cuma seorang nona berumur 25 tahun yang tengah menguar-uarkan pandangan politiknya dari atas mimbar. Tapi kaum lelaki Mujahidin rupanya tak kuasa menahan pedasnya mulut Nona Malalai. Si Nona menuding para anggota Mujahidin sebagai kriminal yang menyeret Afganistan ke pelimbahan yang hina-dina sepanjang perang saudara 1992-1996. Lalu dia meminta agar sidang Loya Jirga yang terhormat mengirim para anggota Mujahidin ke pengadilan internasional.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo