Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Cina Longgarkan Program KB, Perbolehkan Satu Keluarga Punya Tiga Anak

Cina kembali melonggarkan kebijakan Keluarga Berencana (KB) miliknya. Pada 2016, Cina memperbolehkan satu keluarga memiliki dua anak maksimum.

31 Mei 2021 | 17.00 WIB

 Seorang guru membantu murid-muridnya belajar tentang tanaman di sebuah taman kanak-kanak di Changsha, Provinsi Hunan, Cina, 2 September 2020. Taman kanak-kanak tersebut menumbuhkan kesadaran anak-anak untuk menghargai makanan sejak usia dini dan membantu mereka membentuk kebiasaan makan yang baik. Xinhua/Chen Zeguo
Perbesar
Seorang guru membantu murid-muridnya belajar tentang tanaman di sebuah taman kanak-kanak di Changsha, Provinsi Hunan, Cina, 2 September 2020. Taman kanak-kanak tersebut menumbuhkan kesadaran anak-anak untuk menghargai makanan sejak usia dini dan membantu mereka membentuk kebiasaan makan yang baik. Xinhua/Chen Zeguo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Cina kembali melonggarkan kebijakan Keluarga Berencana (KB) miliknya. Sempat membatasi satu keluarga hanya boleh memiliki satu anak dan kemudian dua, sekarang Cina memperbolehkan tiga anak. Dikutip dari kantor berita Reuters, keputusan itu diambil Cina usai mendapati angka kelahiran menurun secara signifikan.

Ketika Cina pertama kali melonggarkan program KB-nya pada tahun 2016 lalu, mereka berharap angka kelahiran bisa digenjot. Namun, apa yang terjadi malah angka kelahiran menurun, dipicu biaya hidup di Cina yang meninggi. Cina berharap pelonggaran terbaru bisa memberikan hasil berbeda.

"Untuk mengoptimalkan program KB, kami akan mengimplementasikan kebijakan satu pasangan boleh memiliki tiga anak," ujar pernyataan pers Pemerintah Cina usai pertemuan politburo Presiden Xi Jinping, Senin, 31 Mei 2021.

Pemerintah Cina melanjutkan, pelonggaran ini akan diikuti dengan kebijakan-kebijakan tambahan. Kebijakan-kebijakan tersebut, pada intinya, berfungsi untuk meningkatkan struktur populasi serta memastikan pemerintah secara aktif merespon penuaan penduduk dan daya saing mereka. Seperti apa spesifiknya kebijakan tersebut tidak dijelaskan.

Sejumlah pakar pesimis pelonggaran yang diterapkan bakal membawa perubahan. Menurut mereka, permasalahan angka kelahiran bukan pada jumlah yang dibatasi, tetapi pada biaya hidup yang tinggi, apalagi untuk menghidupi anak.

"Warga harus memikirkan biaya kegiatan ekstrakurikuler, makanan, liburan, dan sebagainya. Biaya hidup secara cepat akan naik (begitu ada anak). Menaikkan batas kelahiran anak tidak akan mengubah hal tersebut," ujar Li Yifei, sosiolog dari NYU Shanghai.

Sebagai catatan, Cina memiliki populasi sebesar 1,39 miliar jiwa per 2020. Angka kelahiran rata-rata menunjukkan 1,3 anak per satu perempuan di Cina. Padahal, pada tahun 2016, kebijakan keluarga berencana telah dilonggarkan.

Baca juga: Zhang Hong Jadi Pendaki Tunanetra Asia Pertama yang Mendaki Gunung Everest

ISTMAN MP | REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus