Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Copenhagen - Perdana Menteri Denmark Lars Lokke Rasmussen meminta Perdana Menteri Turki Binali Yildirim menunda lawatan yang sedianya dilakukan bulan ini, menyusul memanasnya hubungan antara Ankara dan Eropa, terutama Belanda dan Jerman.
"Kunjungan ini tidak bisa dilakukan di tengah serangan Turki baru-baru ini terhadap Belanda. Karena itu, saya mengusulkan kepada kolega Turki saya untuk menunda pertemuan kami," kata Rasmussen.
Baca: Menteri Diusir, Turki Janji Balas Belanda dengan Cara Paling Keras
"Dalam keadaan normal, suatu kehormatan menyambut kedatangan (Yildirim). Beliau dan saya melakukan dialog terbuka dan konstruktif pada 10 Desember di Ankara," ujar Rasmussen.
Stasiun radio Denmark, DR, melaporkan Yildirim rencananya mengunjungi Denmark pada 20 Maret mendatang.
Rasmussen mengatakan Denmark "memantau dengan serius kejadian di Turki, tempat prinsip-prinsip demokrasi sedang dalam tekanan begitu besar".
Baca: Belanda Tangkap dan Deportasi Menteri Turki
Hubungan diplomatik Turki dan Belanda menegang setelah Belanda mencegah dan menangkap menteri Turki untuk menggelar pidato menjelang referendum.
Referendum yang dapat diikuti warga negara Eropa keturunan Turki ini diharapkan akan memperluas kekuasaan Presiden Recep Tayyip Erdogan. Sekitar 40 ribu warga Belanda keturunan Turki dapat mengikuti referendum itu.
Sebelum situasi memanas, Erdogan sempat menuduh Belanda dan Jerman berperilaku seperti Nazi karena melarang menteri-menterinya menggalang dukungan warga keturunan Turki di kedua negara itu.
Belanda berdalih hanya menjaga keamanan karena negara Kincir Angin ini akan menggelar pemilu parlemen pada Rabu pekan ini.
REUTERS | YAHOO NEWS | SITA PLANASARI AQUADINI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini