Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Dipicu Varian Baru Omicron, Gelombang Baru COVID-19 Terjang Asia-Pasifik

Gelombang baru infeksi COVID-19 menerjang Asia-Pasifik dengan cepat, dipicu varian baru Omicron, BA.4 dan BA.5

14 Juli 2022 | 20.00 WIB

Pengunjung dengan yukata atau kimono musim panas kasual, menggunakan masker di tengah wabah COVID-19 berjalan melewati lentera selama Festival Mitama tahunan di Kuil Yasukuni, di mana lebih dari 2,4 juta korban perang diabadikan, di Tokyo, Jepang , 13 Juli 2022. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Perbesar
Pengunjung dengan yukata atau kimono musim panas kasual, menggunakan masker di tengah wabah COVID-19 berjalan melewati lentera selama Festival Mitama tahunan di Kuil Yasukuni, di mana lebih dari 2,4 juta korban perang diabadikan, di Tokyo, Jepang , 13 Juli 2022. REUTERS/Kim Kyung-Hoon

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Gelombang baru infeksi COVID-19 menerjang Asia-Pasifik dengan cepat, memicu peringatan bagi penduduk dari Selandia Baru hingga Jepang untuk waspada agar sistem kesehatan di negara masing-masing tidak ambruk.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Lonjakan kasus COVID-19 kali ini sebagian besar disebabkan oleh varian BA.4 dan BA.5 Omicron. Lonjakan itu mengganggu upaya di Asia Pasifik untuk memulihkan ekonomi yang terhantam gelombang sebelumnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pemerintah Selandia Baru pada Kamis 14 Juli 2022 mulai menyediakan masker dan tes cepat antigen gratis untuk mengurangi tekanan pada sistem kesehatannya yang dipenuhi pasien COVID-19 dan flu. Menurut Ayesha Verrall, menteri yang ditunjuk untuk menangani COVID-19, sistem kesehatan di negara itu tertekan karena kombinasi sejumlah masalah.

Selain lonjakan jumlah kasus dan rawat inap, Selandia Baru juga menghadapi wabah flu musiman terburuk dan minimnya jumlah staf medis, kata dia dalam sebuah pernyataan. Negara berpenduduk 5,1 juta jiwa itu telah mencatat hampir 69.000 kasus aktif COVID-19, 765 di antaranya harus dirawat.

Peningkatan kasus rawat inap memperpanjang waktu tunggu bagi pasien dan memicu pembatalan tindakan operasi di rumah sakit.

Di Jepang, kasus baru COVID-19 meningkat pesat ke angka tertinggi sejak awal tahun ini. Pemerintah telah meminta warga untuk lebih waspada menjelang akhir pekan panjang dan libur musim panas sekolah.

Jepang melaporkan hampir 95.000 kasus baru pada Rabu, naik 2,14 kali dibandingkan pekan lalu, menurut juru bicara pemerintah. Menteri Kesehatan Shigeyuki Goto mengatakan angka kasus baru meningkat di setiap prefektur dan sepertinya bertambah dengan cepat.

"Ada kemungkinan akan lebih tinggi karena akhir pekan tiga hari dan liburan musim panas," ujar Goto.

Ibu Kota Tokyo menaikkan status kewaspadaannya ke level tertinggi. "Besok, kami akan menggelar rapat gugus tugas untuk menentukan tindakan yang diambil musim panas ini, dengan mempertimbangkan tren nasional dan pendapat pakar," kata Gubernur Tokyo Yuriko Koike dalam sebuah pertemuan.

Seperti Selandia Baru, Korea Selatan sempat dipuji atas penanganan COVID-nya di awal pandemi, tetapi hingga Rabu, kasus harian di sana telah berlipat tiga dalam sepekan hingga mencapai lebih dari 39.000.

Para pejabat dan pakar memperkirakan kasus harian di Korsel dapat mencapai 200.000 pada pertengahan Agustus hingga akhir September. Korsel sedang memperluas vaksinasi penguat (vaksin booster), tetapi tidak berencana menerapkan pembatasan baru.

Australia juga memperingatkan kemungkinan diterjang wabah COVID-19 terburuk dalam beberapa pekan mendatang akibat varian BA.4 dan BA.5 Omicron. Pihak berwenang mengatakan "jutaan" kasus baru bisa jadi akan muncul, tetapi mereka mengesampingkan pembatasan ketat untuk meredam penyebaran virus.

"Kami bergerak melampaui itu, tidak berada dalam penguncian dan hal-hal semacam itu," kata Menteri Kesehatan Federal Mark Butler kepada stasiun radio 2GB, Kamis.

Kendati begitu, dia mendesak warga Australia untuk mempertimbangkan bekerja dari rumah lagi. Tingkat rawat inap rumah sakit di Australia sudah mendekati level awal tahun ini ketika wabah Omicron meluas, dan sistem kesehatannya tertekan oleh banyaknya pasien COVID-19 dan flu.

Meski kasus di Thailand cenderung turun, infeksi COVID-19 di Indonesia telah meningkat dan mencapai angka tertinggi sejak Maret.

Kasus baru dan rawat inap di Filipina masih rendah, tetapi pemerintahnya telah memperingatkan bahwa jumlah kasus bisa naik setidaknya 20 kali lipat pada akhir bulan ini.

Warga Filipina didesak untuk segera mendapatkan vaksin penguat karena data kementerian kesehatan menunjukkan baru seperempat penduduk dewasa telah menerima dosis ketiga hingga 12 Juli.

China daratan telah melaporkan rata-rata 300 infeksi harian ditularkan secara lokal pada Juli, lebih tinggi dari 70 kasus per hari pada Juni. Kebijakan nol COVID-19 dinamis yang diberlakukan ketat oleh Beijing membantu penelusuran kasus lokal dan mencegah rumah sakit tertekan.

SUMBER: REUTERS

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus