Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan atlet tinju kelas dunia Mike Tyson memastikan tidak tahu-menahu kalau ada penggalangan dana untuk militer Israel pada sebuah acara makan malam yang dia hadiri pada awal pekan ini. Komentar itu disampaikan setelah foto-foto Tyson beredar di media sosial.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Media mewartakan acara makan malam itu dinamai Night of Solidarity yang dipandu oleh teman-teman IDF (militer Israel). Penggalangan dana yang terkumpul hampir USD10 juta (Rp154 miliar).
“Saya ingin mengklarifikasi soal foto-foto dari sebuah acara yang saya hadiri. Saya diundang untuk menghadiri acara santai pada sore hari oleh seorang teman. Saya tidak tahu kalau itu acara itu dimaksudkan untuk penggalangan dana dan tidak ada donasi yang diberikan atas nama saya,” kata Tyson lewat Instagram.
Mike Tyson attended a “Friends of the Israel Defence Forces” event…
— Censored Men (@CensoredMen) November 15, 2023
pic.twitter.com/Zvqu1T3Cuu
Tyson dihujani kritik karena kehadirannya dalam acara makan malam tersebut, khususnya saat militer Israel melancarkan genosida dengan membom warga Palestina di Jalur Gaza yang terkepung. Serangan itu, menewaskan hampir 12 ribu orang sejak 7 Oktober 2023. Korban tewas sebagian besar perempuan dan anak-anak.
“Sebagai seorang muslim dan manusia, saya mendukung perdamaian. Saya mendoakan dan akan terus mendoakan saudara-saudara saya,” kata Tyson.
Tyson lahir pada 30 Juni 1966 di Brooklyn, New York. Dia memiliki kisah hidup yang penuh liku dan prestasi gemilang di atas ring tinju. Dalam biografi yang ditampilkan di situs Biography.com, Tyson digambarkan sebagai petinju jalanan yang menjadi legenda dalam dunia tinju profesional.
Tyson saat masih kecil sering mendapat masalah dengan polisi karena tindak criminal. Pada usia 13 tahun, dia telah ditangkap lebih dari 30 kali. Perilaku buruk Tyson membawanya ke Tryon School for Boys, yakni sebuah sekolah reformasi di bagian utara New York. Di sekolah itulah, dia bertemu dengan konselor Bob Stewart, yang pernah menjadi juara tinju amatir.
Sumber: middleeastmonitor.com
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini