Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Ekuador 'Persona Non Grata' Duta Besar Meksiko

Gara-gara komentar miring Presiden Meksiko tentang pemilu Ekuador, duta besarnya di-persona-non-grata, dan diminta meninggalkan Ekuador.

5 April 2024 | 08.30 WIB

Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador. Sumber: Reuters
Perbesar
Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador. Sumber: Reuters

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Ekuador, Kamis, 4 April 2024, Kamis menyatakan duta besar Meksiko untuk negaranya tidak diterima karena apa yang mereka sebut sebagai komentar "yang disayangkan" dari presiden Meksiko mengenai pemilu di negara Amerika Selatan itu tahun lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Duta Besar Raquel Serur Smeke harus meninggalkan negara itu "segera," kata kementerian luar negeri Ekuador kepada Reuters, setelah menggambarkannya sebagai "persona non grata" dalam sebuah pernyataan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sehari sebelumnya, Presiden Meksiko yang berhaluan kiri, Andres Manuel Lopez Obrador, mengomentari pembunuhan tahun lalu terhadap calon presiden Ekuador Fernando Villavicencio, dan membandingkan pembunuhan tersebut dengan kekerasan yang terjadi baru-baru ini di musim pemilihan umum di Meksiko, di mana beberapa kandidat lokal telah ditembak mati.

Pemilu Meksiko dijadwalkan pada bulan Juni.

Dalam sambutannya pada konferensi pers rutin pemerintah, Lopez Obrador menegaskan bahwa calon presiden kiri Ekuador, Luisa Gonzalez, secara tidak adil dikaitkan dengan pembunuhan Villavicencio, dan kemudian menyalahkan media yang menurutnya korup.

Lopez Obrador menggunakan perbandingan tersebut untuk menyerang media-media Meksiko, yang sering menjadi sasarannya.

"Saya membicarakan hal ini agar para pemilik media dan mereka yang berpartisipasi dalam kampanye ini bertanggung jawab," tambahnya.

Dalam pernyataannya, kementerian luar negeri Ekuador menyatakan bahwa negara ini masih berkabung atas pembunuhan Villavicencio, dan bahwa pemerintahnya berkomitmen pada prinsip non-intervensi terhadap masalah-masalah internal negara lain.

Gonzalez, seorang anak didik mantan Presiden Rafael Correa, kalah dalam pemilihan presiden dari Daniel Noboa pada bulan Oktober lalu, dan Noboa mulai menjabat pada bulan November dengan janji untuk memerangi geng-geng narkoba dan meredam kekerasan yang meningkat.

REUTERS

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus