Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prancis Emmanuel Macron mengadakan pembicaraan dengan para ketua partai utama di Prancis, pada Selasa, 21 Juni 2022. Pertemuan ini dilangsungkan setelah aliansi tengah Macron gagal memenangkan suara mayoritas absolut dalam pemilu parlemen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pertemuan di istana kepresidenan Prancis atau Elysee, terjadi setelah Perdana Menteri Prancis Elisabeth Borne secara resmi mengajukan pengunduran dirinya pada Selasa, 21 Juni 2022 atau sejalan dengan tradisi setelah pemilu parlemen. Akan tetapi, Macron segera menolak pengunduran diri itu dan memutuskan mempertahankan pemerintahannya saat ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Rencananya, Macron akan mengadakan rapat berturut-turut dengan politikus oposisi, di antaranya presiden Partai Republik Christian Jacob, Kepala Partai Sosialis Olivier Faure, dan pemimpin sayap kanan Marine Le Pen. Pertemuan lain dijadwalkan pada Rabu, 22 Juni 2022.
Macron juga akan bertemu dengan perwakilan partainya sendiri dan gerakan sekutu. Menurut kantor Macron, rangkaian pembicaraan itu bertujuan menemukan solusi konstruktif potensial untuk situasi tersebut. Macron belum secara terbuka mengomentari hasil pemilu parlemen.
Koalisi sayap kiri Nupes memenangkan 131 kursi sehingga menjadi kekuatan oposisi utama. Reli Nasional sayap kanan mendapat 89 kursi di ruang yang beranggotakan 577 orang. Sedangkan jatah kursi bagi koalisi Le Pen bertambah dari delapan kursi sebelumnya.
Dengan kursi terbanyak di Majelis Nasional, pemerintahan Macron masih memiliki kemampuan untuk memerintah, tetapi harus tawar-menawar dengan legislator.
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.