Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Gelar Kampanye Di Hari Berakhirnya Perbudakan, Trump: Tak Sengaja

Presiden Donald Trump dikritik karena menggelar kampanye di Hari Berakhirnya Perbudakan (Juneteenth) dan di lokasi pembantaian warga kulit hitam

13 Juni 2020 | 13.02 WIB

Presiden A.S. Donald Trump berpura-pura memasukkan alat penyeka swab test ke dalam hidungnya saat dia mengunjungi fasilitas produksi Produk Medis Puritan, di Guilford, Maine, Jumat, 5 Juni 2020. Pabrik ini mengatakan mereka harus membuang alat penyeka yang diproduksi hari itu karena alasan higienitas. REUTERS/Tom Brenner
Perbesar
Presiden A.S. Donald Trump berpura-pura memasukkan alat penyeka swab test ke dalam hidungnya saat dia mengunjungi fasilitas produksi Produk Medis Puritan, di Guilford, Maine, Jumat, 5 Juni 2020. Pabrik ini mengatakan mereka harus membuang alat penyeka yang diproduksi hari itu karena alasan higienitas. REUTERS/Tom Brenner

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Donald Trump dijadwalkan kembali berkampanye pada bulan Juni ini untuk keikutsertaannya di Pemilu Amerika. Jika tidak ada halangan, kampanyenya akan digelar pada Hari Nasional Berakhirnya Perbudakan, Juneteenth, pada tanggal 19 Juni 2020.

Jadwal kampanye yang bertepatan dengan Juneteenth tak ayal menimbulkan kecurigaan dari berbagai pihak. Mereka meduga Trump mencoba menyidir kelompok anti-rasialisme dengan memilih tanggal 19 Juni 2020. Menanggapi hal tersebut, Trump membantahnya dan mengatakan jadwal yang sama adalah ketidaksengajaan.

"Tidak (berniat memilih Juneteenth). Saya tahu apa yang ingin kalian sampaikan. Anggaplah hal itu (kampanye saya) sebagai sebuah selebrasi. Jangan anggap itu sebagai sebuah gangguan atau masalah," ujar Trump pada Jumat kemarin, waktu Amerika, sebagaimana dikutip dari CNN, Sabtu, 13 Juni 2020.

Trump melanjutkan bahwa dirinya mengetahui apa itu Juneteenth. Ia pun tahu bahwa Juneteenth digelar tanggal 19 Juni. Walau begitu, Trump mengatakan bahwa dirinya memilih berkampanye pada tanggal 19 Juni lebih karena faktor ketersediaan waktu saja.

"Tanggal 19 Juni memang tanggal yang menarik, tapi tidak dipilih karena faktor Juneteenth. Fakta bahwa kampanye saya digelar di hari itu seharusnya bisa dianggap sebagai sebuah selebrasi juga," ujar Trump kembali menegaskan.

Senator California, Kamala Harris, tidak percaya dengan klaim Trump. Menurut ia yang berasal dari Partai Demokrat, Trump memang sengaja memilih hari berlangsungnya Juneteenth.

Adapun hal itu, dugaan Harris, dilakukan Trump untuk menunjukkan pendukung konservatifnya bahwa dia tidak khawatir dengan situasi Amerika saat ini. Ia tidak percaya Trump, yang dikenal rasis, memilih Juneteenth untuk menunjukkan sikap yang berbeda dan merayakan berakhirnya perbudakan.

"Dia membuat pesta untuk kelompok supremasi putih," ujar Harris. Harris, yang digadang-gadangkan akan mendampingi Joe Biden sebagai Cawapres, juga mempermasalahkan rencana Trump memilih Tulsa untuk lokasi kampanyenya nanti.

Tulsa adalah lokasi bersejarah untuk peristiwa perbudakan dan rasialisme. Di tahun 1921, Tulsa adalah lokasi pembantaian ratusan warga dari komunitas kulit hitam. Memilih Tulsa, menurut Harris, sama saja dengan Trump tidak sensitif atas situasi pasca kematian George Floyd yang disebabkan personil Kepolisian Minneapolis.

ISTMAN MP | CNN

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus