Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas di Delhi, India memerintahkan sebuah hotel mewah di kota itu agar mau diubah menjadi sebuah tempat fasilitas perawatan bagi pasien Covid-19 dari kalangan hakim dan anggota keluarganya. Permintaan ini muncul menyusul tempat tidur bagi pasien di rumah sakit – rumah sakit yang sudah penuh dan habisnya oksigen untuk menyambung hidup pasien-pasien yang kritis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pemerintah lokal pada Senin malam, 26 April 2021, mengatakan mereka telah menerima permintaan dari Pengadilan Tinggi Delhi agar 100 kamar di Hotel Ashoka, digunakan untuk merawat pejabat tinggi di pengadilan. Sebab rumah sakit besar di Delhi sudah mulai kewalahan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Pengadilan Tinggi Delhi sebaikanya menolak tawaran Hotel Ashoka atau membatalkannya jika mereka memesannya sendiri. Kita tidak bisa membuka praktik diskriminasi oleh mereka, yang ditugasi untuk mencegahnya,” kata Aakar Patel, politikus dan mantan kepala Amnesti Internasional India.
Kematian akibat Covid-19 di India sudah menembus angka 200 ribu jiwa. Pada Selasa kemarin, 27 April 2021, ada tambahan 2.771 pasien Covid-19 yang meninggal.
Lebih dari 24 jam, India melaporkan ada 323.144 kasus baru Covid-19. Jumlah itu turun sedikit dibanding puncaknya pada Senin, 26 April 2021, yang tercatat sebanyak 352.991 kasus.
Pada Selasa kemarin, bantuan kebutuhan medis mulai berdatangan ke India setelah rumah sakit-rumah sakit menjerit kehabisan oksigen dan tidak ada lagi tempat tidur pasien yang lowong sehingga pasien yang datang harus dipulangkan lagi.
Asian News Internastional mewartakan Inggris telah mengirimkan 100 ventilator dan 95 konsetrator oksigen ke Delhi, India. Sedangkan Prancis mengirimkan sejumlah generator yang bisa memberikan 250 pasien oksigen.
Sumber: Reuters