Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Hubungan bilateral Indonesia - Ukraina semakin erat. Hal itu diungkapkan oleh Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Volodymyr Pakhil dalam resepsi peringatan hari kemerdekaan Ukraina yang ke-28 tahun, Kamis, 12 September 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menurut Duta Besar Pakhil, politik Indonesia dan Ukraina sangat berbeda, namun jika dilihat dari aspek ekonomi, pertumbuhan ekonomi kedua negara sama-sama tumbuh pesat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Indonesia - Ukraina adalah dua negara yang sama-sama independen. Hubungan antar masyarakat Ukraina dan Indonesia juga semakin baik berkaca pada semakin banyaknya masyarakat Ukraina sekarang yang melancong ke Indonesia," kata Duta Besar Pakhil.
Dikutip dari indonesia.mfa.gov.ua, nilai perdagangan perdagangan Ukraina dan Indonesia pada 2017 mencapai 658 juta USD atau sekitar Rp1 triliun. Angka ini naik jika dibanding dengan periode yang sama pada 2016, yakni naik 11 persen.
Ekspor dari Ukraina ke Indonesia sebagian besar berupa komoditas pertanian dan metal. Sedangkan impor Ukraina dari Indonesia berupa minyak kelapa sawit, produk elektronik, biji coklat, sepatu, kertas, dan kardus.
Potensi kerjasama bilateral bidang perdagangan dan ekonomi Indonesia - Ukraina diantaranya di bidang pertanian, seperti persediaan gandum, jagung, tepung gandum dan penyediaan buah-buahan segar. Di bidang teknik potensi kerja sama seperti sektor alat pertambangan, pompa gas, baja, teknik militer, energi, dan farmasi.
Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Volodymyr Pakhil. Sumber: TEMPO/MEIDYANA ADITAMA WINATA
Ukraina secara resmi menyatakan kemerdekaan pada 24 Agustus 1991. Dewan Agung Ukraina menyatakan bahwa hukum dari Uni Soviet tidak lagi berlaku di Ukraina dan hanya hukum Soviet Ukraina yang berlaku, yang secara de facto menyatakan Ukraina merdeka dari Uni Soviet.
Pada 1 Desember 1991, masyarakat Ukraina menyetujui sebuah referendum melepaskan diri dari Uni Soviet. Lebih dari 90 persen suara yang masuk memilih untuk merdeka, termasuk 56 persen suara di Krimea, sebuah wilayah itu dianeksasi oleh Rusia.
Pakhil mengatakan setelah negaranya merdeka dari Uni Soviet, Presiden Ukraina mengunjungi Indonesia pada 1996 untuk yang pertama kalinya. Pada saat itu pula, Kedutaan Besar Ukraina dibuka di Indonesia.
MEIDYANA ADITAMA WINATA