Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan bahwa Indonesia mengecam ketegangan yang meluas antara Palestina dan Israel beberapa jam terakhir. Hal tersebut menyusul adanya aksi saling serang antara kedua negara, terutama di jalur Gaza, sejak Selasa kemarin.
Retno berkata, pertempuran Palestina dan Israel tak boleh terus dibiarkan. Puluhan warga sipil, kata ia, sudah menjadi korban dari aksi tersebut. Oleh karenanya, Retno mengatakan Indonesia akan terus mendesak Dewan Keamanan PBB untuk mengambil sikap tegas soal ketegangan yang ada.
"Kami terus mendesak agar DK PBB dapat mengambil langkah nyata, menghentikan seluruh kekerasan, dan menghadirkan keadilan dan perlindungan bagi Palestina," ujar Retno, Rabu, 12 Mei 2021.
Retno melanjutkan bahwa Indonesia juga akan meminta bantuan kepada Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dan Gerakan Non Blok (GNB) untuk mengambil langkah soal Palestina dan Israel. Ada kekhawatiran ketegangan Palestina dan Israel berkembang ke arah yang tidak diharapkan jika tak segera direspon.Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat memberikan keterangan pers soal Myanmar. dok. Kemenlu RI
Adapun Retno menegaskan bahwa Indonesia akan terus bersama rakyat dan bangsa Palestina dalam memperjuangkan hak-haknya. Ia berkata, sudah terlalu lama hak-hak bangsa dan rakyat Palestina digerogoti oleh Israel.
"Indonesia terus berusaha semaksimal mungkin di semua lini, termasuk di
Committee on the Exercise of the Inalienable Rights of the Palestine. Itu adalah komite yang memiliki mandat memperjuangkan hak-hak Palestina termasuk hak kemerdekaan Palestina," ujar Retno menegaskan.
Per berita ini ditulis, Israel dan Palestina masih saling serang. Sebanyak 41 orang telah meninggal akibat pertempuran keduanya. Korban terbanyak ada di sisi Palestina dengan 36 orang tewas usai Israel meluncurkan ratusan roket ke arah Jalur Gaza. Adapun 10 di antaranya anak-anak.
Pertempuran itu sendiri adalah perkembangan dari insiden Masjid Al-Aqsa pada Jumat pekan lalu. Dalam insiden itu, warga Palestina dan aparat Israel bentrok terkait rencana penggusuran penghuni di Sheikh Jarrah. Warga menolak digusur karena Sheikh Jarrah masuk dalam wilayah Palestina. Sementara itu, Israel bergeming, berdalih akan melakukan pembangunan di Sheikh Jarrah karena berlokasi di Yerusalem Timur.
Baca juga: Palestina - Israel Dihajar Ratusan Serangan Udara, 40 Warga Tewas
ISTMAN MP
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini