Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia dan Kerajaan Arab Saudi berkomitmen meningkatkan dan menguatkan kerjasama bidang ekonomi, perdagangan dan investasi, termasuk kerjasama antara Saudi Aramco dan Pertamina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pertamina dan Saudi Aramco telah menandatangani Perjanjian Pengembangan Usaha Patungan senilai US$ 6 milyar atau Rp 91 trilun untuk mengembangkan kilang Pertamina di Cilacap, Jawa Tengah. Pengembangan kilang minyak ini adalah bagian dari Rencana Induk Pengembangan Kilang Pertamina untuk memenuhi kebutuhan energi nasional.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Selain di bidang energi, Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, mengatakan Indonesia ingin meningkatkan kerjasama bidang kesehatan dengan Arab Saudi, seperti distribusi obat dan alat kesehatan. Dalam pertemuannya dengan Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel al-Jubeir, pada Selasa, 23 Oktober 2018, keduanya juga membicarakan kemungkinan kerja sama pengiriman tenaga kerja bidang kesehatan.
"Hubungan Indonesia - Kerajaan Arab Saudi telah mengalami perkembangan positif," kata Menlu al-Jubeir, usai melakukan pertemuan bilateral dengan Retno.
Data Kementerian Perdagangan RI mencatat, hubungan perdagangan Indonesia - Kerjaan Arab Saudi fluktuatif dalam tiga tahun terakhir. Pada 2015-2016, nilai perdagangan kedua negara mencapai US$ 5,4 miliar dan US$ 4,05 miliar.
Pada 2017, nilai perdagangan kedua negara meningkat menjadi US$ 4,5 miliar. Dalam periode tiga tahun terakhir itu, Arab Saudi surplus karena ekspor minyak dan gas ke Indonesia. Pada tahun lalu, Arab Saudi menikmati surplus sebesar US$ 1,78 miliar atau Rp 27 triliun.
Selain kerja sama bidang ekonomi, Indonesia - Arab Saudi juga ingin terus melakukan kerja sama untuk mensiarkan perdamaian toleransi, dan penyelesaian konflik secara damai. Retno mengatakan tantangan dunia semakin besar sehingga energi untuk perdamaian dan kemanusiaan sangat penting untuk ditingkatkan.
Dia menilai, stabilitas dan perdamaian di Timur Tengah tak akan tercipta tanpa perdamaian dan kemerdekaan Palestina. Oleh karena itu, Indonesia - Arab Saudi sepakat untuk bekerja sama berjuang bagi tercapainya kemerdekaan Palestina berdasarkan solusi dua negara. Isu Palestina ini sebelumnya telah dibahas oleh kedua Menlu disela-sela sidang umum PBB pada September 2018 di New York, Amerika Serikat.
Kerja sama memerangi radikalisme dan terorisme juga menjadi perhatian Indonesia dan Arab Saudi, dimana ancaman ini sekarang semakin besar. Keinginan itu untungnya disambut positif oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme atau BNPT dan Presidency of State Security of Saudi Arabiya. Sebuah MoU sedang disiapkan oleh BNPT guna memperkokoh dasar hukum peningkatan kerja sama di bidang ini.