Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Agensi Intelijen Amerika menyatakan telah memperingatkan Presiden Joe Biden soal potensi Taliban mengambil alih seluruh Afghanistan dalam waktu 2-3 tahun. Menurut mereka, hal itu potensial terjadi apabila Amerika menarik seluruh pasukannya tanpa memastikan dulu adanya power-sharing antara pihak yang berperang, Afghanistan dan Taliban.
Jika Taliban berhasil mengambil Afghanistan, menurut salah seorang sumber intelijen Amerika, maka organisasi pemberontak itu berpotensi membangun kembali organisasi ekstrim seperti Al Qaeda. Sebagaimana diketahui, Al Qaeda adalah kelompok teroris yang ikut bertanggung jawab atas peristiwa 9/11 WTC.
Dikutip dari kantor berita Reuters, Sabtu, 27 Maret 2021, Joe Biden masih mengkaji soal penarikan pasukan dari Afghanistan. Berbagai opsi dipertimbangkan, terutama soal mengejar target penarikan 3500 prajurit per 1 Mei 2021 seperti isi perjanjian damai antara Afghanistan, Taliban, dan Amerika.
Kamis kemarin, Joe Biden menyatakan dirinya pesimis bakal bisa menarik pasukan sebanyak itu sebelum 1 Mei. Bahkan, ia merasa tidak perlu mematuhi deadline tersebut. Menurutnya, ada sejumlah masalah teknis yang merujuk pada tantangan logistik menarik pasukan (beserta perlengkapan-perlangkapannya) dalam jumlah besar dan stabilitas regional.Presiden AS Joe Biden menyampaikan pidato "prime time" pertamanya sebagai presiden, menandai peringatan satu tahun lockdown Amerika Serikat untuk memerangi pandemi penyakit virus corona (COVID-19) dan berbicara tentang dampak pandemi selama pidato dari East Room Gedung Putih di Washington, AS, 11 Maret 2021. [REUTERS / Tom Brenner]
Sejumlah pejabat Amerika dari komunitas intelijen, dikutip dari Reuters, menyarankan Joe Biden untuk memperpanjang deadline. Menurut mereka, berdasarkan laporan intelijen soal aktivitas Taliban, lebih baik pasukan Amerika bertahan melebihi tenggat waktu.
Gedung Putih enggan berkomentar soal kabar yang beredar. Namun, dikutip dari New York Times, sejumlah pejabat senior Joe Biden skeptis dengan peringatan yang dikeluarkan Agensi Intelijen Amerika. Salah satunya, karena pemimpin Taliban konsisten menentang kehadiran kelompok-kelompok selain dirinya. Selain itu, Al Qaeda nyaris tidak memiliki sel lagi di Afghanistan.
Selain itu, menurut para pejabat Joe Biden, juga masih ada hal yang belum terjawab soal apa yang terjadi Afghanistan jika prajurit Amerika bertahan. Mereka menyakini efeknya tidak sesederhana kehadiran Amerika bakal mencegah pemerintahan Afghanistan kolaps dan kehilangan kontrol atas kota-kota besar.
Sementara itu, Taliban menyatakan akan menggunakan kekerasan jika pasukan internasional tetap bertahan di Afghanistan dan tidak mematuhi isi kesepakatan damai. "Kami berkomitmen terhadap kesepakatan damai yang dibuat tahun lalu dan kami berharap Amerika juga berkomitmen serupa," ujar pernyataan pers Taliban.
Baca juga: Joe Biden Pesimis Bisa Tarik Pasukan Amerika dari Afganistan Tepat Waktu
REUTERS | NEW YORK TIMES
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini