Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani mengatakan pembebasan seorang warga negara Spanyol yang ditahan di Iran adalah langkah yang “manusiawi”, katanya pada konferensi pers pada Senin 1 Januari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kantor berita semi-resmi SNN mengatakan pada Minggu bahwa Santiago Sanchez Cogedor telah diserahkan kepada pejabat Kedutaan Besar Spanyol di Teheran, dan dijadwalkan meninggalkan Teheran menuju Madrid segera.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penggemar sepak bola asal Spanyol tersebut dilaporkan hilang oleh Kementerian Luar Negeri Spanyol pada Oktober 2022 setelah berangkat berjalan kaki ke Qatar untuk menghadiri Piala Dunia.
Sanchez, 41 tahun, terakhir kali terdengar kabarnya pada 1 Oktober 2022, ketika dia mengirimkan foto dirinya di perbatasan Irak-Iran kepada temannya dengan tulisan: “Masuk ke Iran.”
Bulan berikutnya, kantor berita aktivis HRANA melaporkan bahwa pasukan keamanan Iran telah menangkap setidaknya dua warga negara Spanyol selama protes nasional yang dimulai pada 2022 setelah kematian Mahsa Amini dalam tahanan polisi moral Iran.
Mereka mengidentifikasi salah satunya sebagai Sanchez, dan yang lainnya sebagai Ana Baneira, 24 tahun, yang menurut Kementerian Luar Negeri Spanyol dibebaskan pada Februari 2023.
Pembebasan Sanchez dilakukan “atas dasar belas kasihan manusia dan proses hukum,” kata Kanaani saat menjawab pertanyaan.
Dalam pernyataan yang diposting di platform media sosial X, Kedutaan Besar Iran di Madrid juga menyebut Sanchez telah dibebaskan.
“Kedutaan Besar Republik Islam Iran dengan bangga mengumumkan pembebasan Santiago Sanchez Cogedor, satu-satunya warga negara Spanyol yang ditahan di Iran,” Kedutaan Besar Iran memposting di X pada 31 Desember 2023.
“Pembebasannya terjadi di tengah hubungan persahabatan dan bersejarah antara kedua negara dan sesuai dengan hukum,” tambah pernyataan kedutaan.
Sanchez tiba di Iran pada pertengahan Oktober 2022 selama protes Perempuan, Kehidupan, Kebebasan. Keluarganya pada awal November 2022 mengatakan dia adalah seorang petualang yang berencana berjalan kaki ke venue Piala Dunia di Qatar.
Sanchez pernah bersepeda ke wilayah Arab dalam petualangan sebelumnya sebagai bagian dari upaya mengumpulkan dana untuk rumah sakit dan organisasi lain, kata keluarganya.
Menurut Kantor Berita Aktivis Hak Asasi Manusia (HRANA) yang berbasis di AS, Sanchez yang berusia 41 tahun ditangkap di Saghez setelah mengunjungi makam Amini.
Ana Baneira Suarez, seorang aktivis berusia 24 tahun yang bekerja untuk sebuah LSM hak asasi manusia, ditangkap dan ditahan bersama dengan sesama warga Spanyol Sanchez tetapi dibebaskan pada Februari.
Amini yang berusia 22 tahun meninggal dalam tahanan pada 16 September 2022, tak lama setelah ditahan oleh apa yang disebut “polisi moral” karena diduga melanggar aturan berpakaian Islam yang ketat di negara tersebut. Para pendukungnya mengatakan dia menjadi sasaran kekerasan fisik saat berada dalam tahanan.
Pihak berwenang Iran melancarkan tindakan keras brutal terhadap demonstrasi massal yang menjadi tantangan paling berat yang dihadapi pemerintah Islam sejak revolusi Iran pada 1979.
Pemerintah Iran selama bertahun-tahun dituduh menuduh warga asing melakukan spionase dan menggunakan mereka sebagai sandera untuk menerima pelonggaran sanksi terhadap negara yang dikenakan atas pendanaan terorisme di wilayah tersebut. Teheran membantah memiliki hubungan dengan kelompok teror regional meskipun ada banyak bukti.
REUTERS | RFERL