Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Jadi Capres Libya, Putra Muammar Gaddafi Adalah Terpidana Mati

Putra Muammar Gaddafi, Saif al-Islam Gaddafi maju dalam pencalonan presiden Libya. Ia merupakan terpidana mati.

15 November 2021 | 19.02 WIB

22.1_inter_SaifAl-Islamlibya
Perbesar
22.1_inter_SaifAl-Islamlibya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Saif al-Islam Gaddafi, putra Muammar Gaddafi, mendaftar sebagai calon presiden di Libya dalam pemilihan yang digelar pada Desember. “Saif al-Islam al-Gaddafi mengajukan pencalonannya untuk pemilihan ke kantor Komisi Pemilihan Nasional Tinggi di kota Sebha,” menurut pernyataan komisi pemilihan pada Minggu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ia adalah anak kedua eks pemimpin Libya, Muammar Gaddafi. Dididik di London School of Economics dan fasih berbahasa Inggris, Saif al-Islam Gaddafi pernah dilihat oleh pemerintah sebagai wajah Libya yang dapat diterima di Barat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namun ketika pemberontakan pecah pada 2011 melawan pemerintahan Muammar Gaddafi, Saif al-Islam memilih tetap setia kepada keluarganya dan klan dibandingkan persahabatannya dengan negara-negara Barat. “Kami berjuang di sini di Libya; mati di sini di Libya,” ujarnya kepada Reuters saat itu.

Sebelum mencalonkan diri sebagai presiden, Saif al-Islam Gaddafi menghilang selama satu dekade. Pada 2015 ia diadili secara in absentia oleh pengadilan Tripoli. Ia muncul melalui tautan video dari Zintan.

Saif al-Islam Gaddafi dijatuhi hukuman mati karena kejahatan perang, termasuk pembunuhan pengunjuk rasa selama pemberontakan satu dekade lalu. Namun ia kemudian diampuni. Ia juga dicari oleh Pengadilan Kriminal Internasional atas tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Menurut Ibrahim Fraihat, seorang profesor resolusi konflik di Doha Institute meski lama menghilang, ia tetap memiliki massa yang loyal. Dukungan itu di antaranya berasal dari mantan loyalis rezim dan juga dalam kekuatan suku tertentu.”

Namun lama menghilang, Fraihat mengatakan sulit bagi Gaddafi untuk menang di pemilihan. “Saya tidak berpikir dia memiliki peluang untuk memenangkan pemilihan ini,” ujar Fraihat.

“Bagi dia, ini adalah pesan politik yang coba disampaikan bahwa dia kembali ke panggung politik. Ini adalah bagian dari permainan bahwa dia dapat mencalonkan diri dalam pemilihan dan mengabaikan permintaan pengadilan kriminal internasional," katanya.

Selain Saif al-Islam Gaddafi, calon presiden lainnya adalah komandan pemberontak dari timur Khalifa Haftar, Perdana Menteri Abdul Hamid Dbeibah dan Ketua parlemen Aguila Saleh.

Foto-foto di media sosial menunjukkan putra Mummar Gaddafi itu muncul dengan janggut abu-abu, mengenakan kacamata dan jubah cokelat tradisional serta sorban. Ia sedang menandatangani dokumen di pusat pendaftaran di kota Sebha pada hari Minggu.

Baca: Putra Muammar Gaddafi Daftar Jadi Kandidat Presiden Libya

AFIFA RIZKIA AMANI | DEWI RINA | AL JAZEERA | REUTERS

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus