Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Kantor berita Palestina WAFA mengutip para saksi yang mengatakan bahwa menteri ekstremis sayap kanan Israel Itamar Ben-Gvir menyerbu kompleks Masjid Al Aqsa di puncak bukit Yerusalem ditemani oleh polisi Israel pada Kamis 18 Juli 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ini ketiga kalinya Ben-Gvir menyerbu Al Aqsa setelah 27 Juli 2023 dan 22 Mei 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kunjungan Ben-Gvir ke tempat suci paling sensitif di Yerusalem pada Kamis pagi ini mengancam perundingan gencatan senjata di Gaza. Serangan Hamas pada 7 Oktober lalu terutama dipicu oleh serbuan kelompok ekstremis sayap kanan Israel yang berusaha berdoa di Masjid Al Aqsa yang mereka klaim sebagai Kuil Gunung.
Itamar Ben-Gvir, seorang pemimpin pemukim ultranasionalis, mengatakan dia pergi ke kompleks Masjid Al Aqsa di puncak bukit Yerusalem yang diperebutkan umat Islam dan Yahudi, untuk berdoa bagi kembalinya para sandera. “Tetapi tanpa kesepakatan yang sembrono, tanpa menyerah.”
Langkah ini mengancam akan mengganggu pembicaraan sensitif yang bertujuan mencapai gencatan senjata dalam perang Israel-Hamas yang telah berlangsung selama 9 bulan. Perunding Israel mendarat di Kairo pada Rabu untuk melanjutkan pembicaraan.
Kunjungan tersebut juga dilakukan hanya beberapa hari sebelum Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berangkat ke Amerika Serikat, di mana ia akan berpidato di depan Kongres.
Ben-Gvir mengatakan sambil berdiri di depan kubah emas Masjid Al-Aqsa bahwa dia “sedang berdoa dan bekerja keras” untuk memastikan bahwa Netanyahu tidak akan menyerah pada tekanan internasional dan akan melanjutkan kampanye militer di Gaza.
Ben-Gvir terakhir kali mengunjungi situs tersebut pada Mei, untuk memprotes negara-negara yang secara sepihak mengakui negara Palestina.
Dia telah dihukum delapan kali karena pelanggaran yang mencakup rasisme dan mendukung organisasi teroris. Saat remaja, pandangannya sangat ekstrem sehingga tentara melarangnya melakukan wajib militer.
Sebagai menteri keamanan, Ben-Gvir mengawasi kepolisian negara tersebut. Sebagai mitra koalisi utama, Ben-Gvir juga memiliki kekuatan untuk merampas mayoritas parlemen Netanyahu dan mencoba memaksakan pemilihan umum dini.
Ben-Gvir telah menggunakan pengaruhnya untuk mendorong proyek-proyek ekstremis kanan dan mendorong Netanyahu untuk terus melanjutkan perang di Gaza, dalam menghadapi seruan luas untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata yang akan membawa pulang para sandera.
Yahudi dan Muslim sama-sama mengklaim suci Yerusalem ini, yang dianggap sebagai situs paling suci bagi orang Yahudi dan yang ketiga bagi umat Muslim.
Warga Palestina menganggap masjid tersebut sebagai simbol nasional dan memandang kunjungan semacam itu sebagai hal yang provokatif, meskipun Ben-Gvir sering mengunjungi situs tersebut, yang dihormati oleh orang Yahudi sebagai Kuil Gunung, selama masa-masa tegang. Ketegangan atas kompleks tersebut telah memicu kekerasan di masa lalu.
Dalam sesi semalam yang berlangsung hingga Kamis pagi, parlemen Israel mengeluarkan resolusi yang menolak pembentukan negara Palestina. Pemungutan suara tersebut sebagian besar bersifat simbolis dan dimaksudkan untuk menyampaikan pesan menjelang perjalanan Netanyahu ke AS.
ASHARQ AL-AWSAT | AL ARABIYA