Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, - Pemerintah Jepang memperpanjang keadaan darurat di Tokyo dan tiga daerah lainnya sekitar tiga minggu hingga akhir Mei untuk mengekang lonjakan kasus Covid-19. Keputusan ini diambil hanya beberapa bulan sebelum dimulainya Olimpiade Tokyo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menteri Ekonomi Yasutoshi Nishimura, yang juga bertanggung jawab atas tindakan pandemi, mengatakan pemerintah berharap keadaan darurat yang singkat dan kuat akan menahan gelombang keempat infeksi. Namun kasus baru di ibu kota Tokyo dan kota kedua Osaka masih berada pada tingkat tinggi,
"Osaka secara khusus berada dalam situasi yang cukup berbahaya dengan sistem medisnya. Kami memiliki rasa bahaya yang kuat bahwa Tokyo bisa segera berubah menjadi situasi yang sama seperti Osaka," kata Nishimura dikutip dari Channel News Asia, Jumat, 7 Mei 2021.
Stasiun berita NHK melaporkan semua tempat tidur rumah sakit untuk pasien kritis di Osaka sudah ditempati. Secara nasional, NHK melaporkan Jepang telah mencatat hampir 622 ribu kasus COVID-19 dan sekitar 10.600 kematian akibat penyakit tersebut.
Nishimura mengatakan bahwa pemerintah bertujuan untuk menempatkan prefektur Aichi di sebelah barat Tokyo dan prefektur Fukuoka di barat daya dalam keadaan darurat. Dua wilayah ini jika bergabung dengan prefektur Tokyo dan Osaka, Hyogo dan Kyoto, merupakan rumah bagi hampir seperempat populasi Jepang.
Dalam keadaan darurat Covid-19 yang berkepanjangan, bar, restoran, ruang karaoke, dan tempat lain yang menyajikan alkohol akan terus diminta tutup, sementara orang akan terus diminta untuk menghindari perjalanan yang tidak perlu.
Tapi permintaan lain akan dilonggarkan, kata Nishimura. Fasilitas komersial seperti pusat perbelanjaan di Jepang, misalnya, akan diminta mempersingkat jam buka daripada tutup sepenuhnya.
Sumber: CHANNEL NEWS ASIA