Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau pada Sabtu, 9 Mei 2020 memperingatkan jika provinsi-provinsi di Kanada terlalu cepat membuka pintu ekonomi mereka, maka gelombang kedua pandemik virus corona bisa membuat Kanada kembali lockdown pada musim panas ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Kita ini masih dalam fase darurat. Sebagian besar masyarakat Kanada harus terus berhati-hati,” kata Trudeau, seperti dikutip dari reuters.com.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Trudeau mengatakan pihaknya sangat waswas dengan penyebaran virus corona di Provinsi Quebec, yang menjadi pusat penyebaran virus corona di Kanada. Dengan begitu, dia mengimbau agar pelonggaran lockdown sebaiknya dilakukan secara berkala.
Seorang pelancong yang mengenakan topeng memasuki ruang keberangkatan internasional yang sepi di tengah meningkatnya jumlah kasus virus korona global di Bandara Pearson di Toronto, Ontario, Kanada, 13 Maret 2020. REUTERS/Chris Helgren
Dia menegaskan walaupun pejabat kesehatan menyebut kasus harian virus corona di banyak provinsi sudah tidak mengalami kenaikan, namun Kanada belum ditahap pemulihan.
Jumlah kematian karena virus corona di Kanada naik dari 3,5 persen atau menjadi 4.628 orang. Dari kasus kematian pasien virus corona yang terjadi, hampir 60 persen berasal dari wilayah Quebec.
Lebih dari 80 persen kematian karena virus corona adalah penghuni panti jompo. Wakil Kesehatan Publik Kanada, Howard Njoo, menyebut ini sebagai sebuah tragedi nasional.
Sedangkan kasus virus corona di negara itu hampir menembus angka 67 ribu. Ontario melaporkan ada 346 kasus baru virus corona atau terendah dalam lebih dari sebulan terakhir sehingga taman-taman di tiap provinsi pada Senin, 11 Mei 2020, bisa dibuka kembali untuk sejumlah penggunaan.
Pemerintah daerah Quebec sudah mengungkap rencana untuk menghidupkan kembali sektor perekonomian wilayah tersebut secara bertahap. Akan tetapi pada Kamis, 7 Mei 2020, rencana itu untuk kedua kalinya ditunda.