Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Berita Tempo Plus

Bagaimana Perdana Menteri Narendra Modi Menggunakan Narasi Anti-Islam Agar Kembali Berkuasa

Perdana Menteri India Narendra Modi menggalang dukungan kaum nasionalis Hindu dan narasi ancaman Islam.

12 Mei 2024 | 00.00 WIB

Perdana Menteri India Narendra Modi setelah memberikan suaranya pada pemilihan umum tahap ketiga, di Ahmedabad, India, 7 Mei 2024. Reuters/Adnan Abidi
Perbesar
Perdana Menteri India Narendra Modi setelah memberikan suaranya pada pemilihan umum tahap ketiga, di Ahmedabad, India, 7 Mei 2024. Reuters/Adnan Abidi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

KANDIDAT perdana menteri inkumben dari Partai Bharatiya Janata (BJP), Narendra Modi, kembali menggunakan narasi anti-Islam dalam kampanye pemilihan umum Lok Sabha, majelis rendah parlemen India. “(Aliansi oposisi) meminta umat Islam melakukan ‘pilih jihad’. Itu hal baru karena sejauh ini kita telah mendengar tentang ‘cinta jihad’ dan ‘tanah jihad’,” kata Modi di hadapan kerumunan warga berjubah kuning cempaka, warna utama penganut Hindu di India, di Anand, Negara Bagian Gujarat, Jumat, 3 Mei 2024. “Saya harap kalian semua tahu apa arti jihad dan terhadap siapa jihad itu dilakukan,” ujarnya seperti dikutip The Times of India.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Di edisi cetak, artikel ini berjudul "Satu India, Satu Modi". 

Iwan Kurniawan

Sarjana Filsafat dari Universitas Gadjah Mada (1998) dan Master Ilmu Komunikasi dari Universitas Paramadina (2020. Bergabung di Tempo sejak 2001. Meliput berbagai topik, termasuk politik, sains, seni, gaya hidup, dan isu internasional.

Di ranah sastra dia menjadi kurator sastra di Koran Tempo, co-founder Yayasan Mutimedia Sastra, turut menggagas Festival Sastra Bengkulu, dan kurator sejumlah buku kumpulan puisi. Puisi dan cerita pendeknya tersebar di sejumlah media dan antologi sastra.

Dia menulis buku Semiologi Roland Bhartes (2001), Isu-isu Internasional Dewasa Ini: Dari Perang, Hak Asasi Manusia, hingga Pemanasan Global (2008), dan Empat Menyemai Gambut: Praktik-praktik Revitalisasi Ekonomi di Desa Peduli Gambut (2020).

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus