Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Kecam Serangan Rasis Asia-Amerika, Veteran AS Perlihatkan Bekas Luka Waktu Dinas

Seorang veteran AS Asia-Amerika memperlihatkan bekas luka yang didapat saat berdinas di militer AS untuk menanggapi serangan rasis terhadap orang Asia

29 Maret 2021 | 17.00 WIB

Seorang veteran AS, Lee Wong, memperlihatkan bekas lukanya pada pertemuan di West Chester Township, pada 23 Maret 2020.[West Chester Board of Trustees/Business Insider]
Perbesar
Seorang veteran AS, Lee Wong, memperlihatkan bekas lukanya pada pertemuan di West Chester Township, pada 23 Maret 2020.[West Chester Board of Trustees/Business Insider]

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pejabat pemerintah dan veteran AS memperlihatkan bekas lukanya waktu berdinas dalam pertemuan dewan kota pada Selasa pekan lalu ketika serangan rasis terhadap warga Asia-Amerika meningkat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Pada pertemuan hari Selasa di West Chester Township, Ohio, Dewan Pengawas, ketua Lee Wong, 69 tahun, mengungkapkan bekas luka di dadanya saat dia menyampaikan pidato dadakan tentang kekerasan terhadap orang Amerika keturunan Asia setelah pembunuhan enam perempuan keturunan Asia di Georgia, serta peningkatan serangan rasial terhadap orang Asia-Amerika di seluruh negeri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dikutip dari NBC, 29 Maret 2021, Wong, yang menganggap dirinya seorang Republikan moderat, mengatakan pertama kali datang ke AS dari Kalimantan pada usia 18 tahun.

Wong bertugas dari tahun 1975 hingga 1995, Daily Mail melaporkan, dan mengalami luka permanen akibat insiden saat dia berdinas di Fort Jackson di Carolina Selatan. Peristiwa malang itu membuatnya menjalani karir di bidang pelayanan publik.

Saat berada di Chicago selama tahun 1970-an, seseorang memukulinya karena dianggap orang Asia, cerita Wong.

"Kami membawa kasus itu ke pengadilan dan dia tidak pernah dihukum, jadi itu mengubah perjalanan karir saya. Saya masuk Angkatan Darat AS dan berdinas 20 tahun. Sudah terlalu lama, saya berdiam diri diri, permisi dengan bahasa (kasar) saya,"kata Wong, yang melontarkan kata umpatan.

"Saya terlalu takut untuk berbicara, takut lebih banyak pelecehan dan diskriminasi," ujarnya.

Sepanjang hidupnya, diskriminasi dan rasisme terus berlanjut. Dia menceritakan lamarannya menjadi polisi langsung dibuang ke sampah saat petugas menertawakan "Chinaman" yang ingin menjadi polisi, NPR melaporkan.

Selama beberapa tahun terakhir, Wong terus menghadapi sentimen serupa dari orang-orang yang tidak tahu apa-apa, katanya dalam pertemuan Dewan Pengawas West Chester, Ohio, Selasa.
"Orang-orang mempertanyakan patriotisme saya, bahwa saya tidak cukup terlihat seperti orang Amerika," kata Wong sambil menunjuk ke wajahnya.

"Saya ingin menunjukkan sesuatu pada Anda," lanjut Wong. Dan empat anggota dewan lainnya di mimbar memperhatikan saat ketua dewan melepas mantel jaketnya. "Karena aku tidak takut," katanya, "saya tidak harus hidup dalam ketakutan, intimidasi atau penghinaan."

Wong kemudian melepas dasi dan membuka kancing kemejanya. "Ini buktinya."

Dia berdiri, mengangkat kaos dalaman dan memperlihatkan bekas luka hitam besar di dadanya. "Luka ini karena pengabdian saya di militer AS. Sekarang, apakah ini sudah cukup patriotik?"

Video Wong telah dilihat lebih dari jutaan kali di Twitter. Video emosional ini muncul hanya satu minggu setelah seorang pria bersenjata melepaskan tembakan di tiga spa di daerah Atlanta, menewaskan delapan orang, di mana enam di antaranya adalah perempuan keturunan Asia.

Baru-baru ini dua remaja Indonesia juga menerima serangan rasis dari sekelompok remaja di Stasiun Septa, Philadelphia, AS.

"Kedua remaja Indonesia sedang menunggu kereta dan kemudian didorong, ditampar, dan dipukul oleh grup remaja lainnya ini," kata Dewi Broadhurst, Komisioner Komisi Wali Kota Philadelphia untuk Urusan Asia Pasifik Amerika, mengatakan dalam keterangan tertulis pada 28 Maret 2021.

Dewi menjelaskan saat kejadian ada penumpang lain di stasiun tersebut namun tidak ada satupun yang membantu korban. "Kecuali satu laki-laki Indonesia yang kebetulan berada disitu yang akhirnya merekam pelaku kejahatan ini," kata Dewi.

Dikutip dari Business Insider, menurut penelitian yang diterbitkan oleh Stop AAPI Hate pada Selasa pekan lalu, hampir 3.800 insiden serangan rasis terhadap orang Asia-Amerika dilaporkan selama pandemi di AS, di mana 68% korban adalah perempuan.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus