Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Ekonomi Ukraina pada Rabu, 6 September 2023, berencana menaikkan harga sebagian besar minuman beralkohol. Rencana itu disorongkan lewat sebuah proposal, di mana harga grosir untuk minuman beralkohol diperkirakan akan mengalami kenaikan sekitar 34 persen dan 42 persen. Sedangkan untuk kenaikan harga retail minuman beralkohol naik sampai 25 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sementara itu, harga retail untuk wine kemungkinan naik sekitar 61 persen dan 71 persen untuk wine dengan soda. Adapun untuk minuman alkohol bersoda, harganya akan dinaikkan sampai 28 persen.
Rancangan undang-undang untuk menaikkan harga minuman beralkohol tersebut, diharapkan bisa membantu para produsen mengatasi kenaikan biaya produksi, harga bahan-bahan mentah, peralatan, energi, tenaga kerja dan penjualan. Bukan hanya itu, Ukriana juga menaikkan pajak minuman beralkohol.
“Harga (minuman beralkohol) sekarang tidak menggambarkan biaya modal yang sebenarnya, yang harus dihadapi perusahaan-perusahaan sehingga dibutuhkan penyesuaian,” demikian keterangan Kementerian Ekonomi Ukraina.
Sebelumnya pada Juli 2023, Menteri Ekonomi Ukraina Julia Sviridenko mengatakan kenaikan harga bahan bakar di Ukraina sudah lebih dari 20 persen. Sviridenko pun mengaitkan kenaikan itu dengan pemulihan PPN dan cukai oleh Pemerintah Ukraina.
Inflasi tahunan di Ukraina pada Juli 2023 turun menjadi 11,3 persen. Angka itu turun 0.6 persen dibanding bulan sebelumnya. Penurunan itu terjadi karena turunnya harga sayur-mayur secara musiman.
Perang Ukriana telah memperparah inflasi dunia. Inflasi merupakan sebuah keadaan yang di mana harga barang dan jasa mengalami kenaikan secara terus menerus.
Lantaran naiknya harga barang, tingginya inflasi akan menggerus daya beli masyarakat. Inflasi yang terlalu tinggi akan berdampak negatif pada masyarakat berpendapatan menengah ke bawah yang sudah memiliki penghasilan pas-pasan, bahkan sebelum inflasi meningkat.
Sumber: RT.com
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.