Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri RI memastikan terus berkoordinasi dengan Lembaga Medis dan Kemanusiaan, Mer-C, sebagai induk organisasi yang menempatkan para relawan di Gaza. Hingga berita ini diturunkan, kondisi para relawan Mer-C yang bertugas di Gaza dalam keadaan selamat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Secara khusus, Kementerian Luar Negeri juga berkoordinasi dengan WHO yang mengelola proses masuk dan keluar para relawan medis Mer-C dari Gaza. Komunikasi dengan para relawan kami lakukan setiap hari untuk memonitor kondisi mereka," kata Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri RI Judha Nugraha, Jumat, 17 Mei 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sebelumnya Mer-C pada 15 Mei 2024, melaporkan total sembilan relawannya tak bisa keluar dari Jalur Gaza pekan lalu imbas dari serangan Israel dan penutupan perbatasan Rafah dengan Mesir. Semua hal berjalan lancar sehari sebelum para relawan dijadwalkan menyeberang lewat Rafah untuk keluar dari Gaza. Namun hambatan muncul pada 6 Mei 2024 lalu, ketika para relawan medis yang telah bergerak menuju perbatasan dengan Kairo untuk menjalani proses imigrasi terpaksa menunda kepulangan karena mendapat informasi “situasi tidak memungkinkan”.
Israel mulai menguasai Penyeberangan Rafah, yang telah menjadi salah satu jalur utama masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza, sejak 7 Mei lalu. Akibatnya, pasokan bantuan menumpuk di sisi Mesir.
Saat ini, pihak MER-C menunggu perkembangan upaya negosiasi untuk membuka pintu perbatasan agar para relawan yang telah selesai bertugas bisa pulang ke Tanah Air. MER-C mengatakan pihaknya terus berkoordinasi dengan tim EMT, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang membantu masuknya para relawan ke Gaza pada Maret lalu, serta pihak-pihak lain.
Total WNI yang menjadi relawan di Gaza – semuanya bertugas untuk MER-C – ada 12 orang. Mereka adalah satu tim medis yang terdiri dari seorang dokter bedah plastik, dokter ortopedi, spesialis kedokteran keluarga, dokter umum, empat orang perawat dan seorang bidan. Selain itu ada empat staf nonmedis, dua di antaranya mahasiswa yang telah lama bertugas sebagai relawan MER-C di Gaza yaitu Fikri Rofiul Haq dan Reza Aldilla Kurniawan. Mereka semua kini menetap di Gaza selatan. MER-C belum bisa memastikan jalur mana yang akan dilewati para relawan kemanusiaan untuk keluar dari Gaza.
Pilihan editor: Kementerian Luar Negeri Rusia Mengutuk Upaya Pembunuhan Perdana Menteri Slovakia dan Doakan Lekas Sembuh
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini