Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta -Kementerian Luar Negeri (Kemlu) mengatakan Indonesia mendukung dan menunggu hasil investigasi tuduhan terhadap badan bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk pengungsi Palestina (UNRWA) bahwa stafnya terlibat dalam serangan 7 Oktober oleh Hamas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Namun apa pun hasilnya, pemerintah berharap negara-negara tidak menerapkan hukuman kolektif terhadap warga Gaza dengan menyetop pendanaan ke badan tersebut.
“Apa pun hasil dari investigasi nanti, Indonesia berharap agar tindakan yang akan diambil bersifat proporsional dan bukan berupa collective punishment kepada masyarakat Gaza secara keseluruhan, yang saat ini sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan,” kata juru bicara Lalu Muhammad Iqbal pada konferensi pers di Jakarta Pusat, Senin, 5 Februari 2024.
Negara-negara donor sedang menarik pendanaan mereka dari UNRWA setelah muncul tuduhan bahwa beberapa staf UNRWA terlibat dalam serangan lintas batas Hamas pada 7 Oktober 2023. Berdasarkan data UN Watch per 30 Januari 2024, sebanyak 18 negara telah menghentikan aliran dana mereka ke badan tersebut.
Israel mengatakan sebanyak 12 orang dari 13 ribu staf UNRWA terlibat dalam serangan yang menewaskan 1.139 orang dan menyandera ratusan lainnya tersebut. Informasi itu berasal dari berkas intelijen Israel setebal enam halaman yang isinya adalah tudingan bahwa 190 staf UNRWA merangkap sebagai milisi Hamas atau Jihad Islam Palestina (PIJ).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Namun, Israel kemudian merevisi jumlah tersebut menjadi hanya 4 orang saja.
Tuduhan tersebut belum terbukti. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada 5 Februari telah menunjuk kelompok peninjau independen untuk menilai apakah UNRWA berupaya semaksimal mungkin untuk memastikan netralitas dan menanggapi tuduhan pelanggaran serius.
Kelompok peninjau akan mulai bekerja pada 14 Februari 2024 dan diharapkan menyerahkan laporan sementara kepada Sekjen pada akhir Maret 2024, dengan laporan akhir diharapkan selesai pada akhir April 2024.
Tinjauan ini merupakan tanggapan atas permintaan yang dibuat oleh Komisioner Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini awal tahun ini.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi gencar mengangkat isu Palestina, termasuk isu UNRWA terbaru, dengan negara-negara lain. Beberapa pekan terakhir, Retno menghadiri pertemuan tingkat menteri ASEAN, Uni Eropa, hingga pertemuan bilateral. Ia dikatakan mengimbau negara-negara UE agar tidak segera menyetop dana ke UNRWA.
“Dalam pertemuan dengan Uni Eropa, Menlu lagi dan lagi menyampaikan imbauan kepada negara-negara tersebut agar tidak segera menghentikan dukungan finansial bagi UNRWA, karena itu akan memperparah situasi kemanusiaan di Gaza,” kata jubir Kemlu. Ia mengacu pada pertemuan ASEAN-EU Ministerial Meeting pada 2 Februari dan pertemuan bilateral di sela-sela itu.
Selain itu, Iqbal mengatakan Retno terus berkomunikasi dengan Lazzarini selaku Komisioner Jenderal UNRWA, dan perwakilan Indonesia di PBB juga terus berkomunikasi dengan Guterres perihal UNRWA.
“Indonesia mendukung terbentuknya investigasi yang kredibel, komprehensif dan transparan guna membuktikan tuduhan tersebut. Jadi kita tunggu hasil dari verifikasi yang dilakuka oleh kantor Sekjen PBB,” ujarnya.
Pilihan Editor: Ditinggal Donor Utama, UNRWA dapat Tambahan Bantuan dari Spanyol
NABIILA AZZAHRA A.