Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Korban Tewas Lebih 35.000 Orang, AS Bantah Israel Lakukan Genosida di Gaza

Gedung Putih membantah bahwa Israel melakukan genosida di Gaza. Warga Palestina yang tewas di Gaza sudah lebih dari 35.000 orang.

14 Mei 2024 | 09.34 WIB

Petugas menguburkan warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel, setelah jenazah mereka dibebaskan oleh Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di kuburan massal di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 30 Januari 2024. Para pejabat Palestina mengatakan mayat-mayat itu termasuk korban perang Israel-Hamas dan mayat-mayat yang digali ketika pasukan Israel menerobos Gaza. REUTERS/Mohammed Salem
Perbesar
Petugas menguburkan warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel, setelah jenazah mereka dibebaskan oleh Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di kuburan massal di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 30 Januari 2024. Para pejabat Palestina mengatakan mayat-mayat itu termasuk korban perang Israel-Hamas dan mayat-mayat yang digali ketika pasukan Israel menerobos Gaza. REUTERS/Mohammed Salem

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat tidak percaya bahwa genosida terjadi di Gaza, namun Israel harus berbuat lebih banyak untuk melindungi warga sipil Palestina, menurut Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan, Senin, 13 Mei 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Sullivan bersikeras bahwa tanggung jawab untuk perdamaian berada di tangan kelompok militan Hamas. “Kami percaya Israel dapat dan harus berbuat lebih banyak untuk menjamin perlindungan dan kesejahteraan warga sipil yang tidak bersalah. Kami tidak percaya apa yang terjadi di Gaza adalah genosida,” kata Sullivan dalam sebuah pengarahan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Sullivan, AS menggunakan istilah internasional untuk genosida yang mencakup fokus pada niat untuk mencapai penilaian ini. Dia melanjutkan, Presiden AS Joe Biden ingin melihat Hamas dikalahkan tetapi menyadari bahwa warga sipil Palestina berada di neraka.

Sullivan mengatakan dia naik ke podium Gedung Putih untuk mengambil langkah mundur dan menjelaskan posisi pemerintahan Biden mengenai konflik tersebut, di tengah kritik dari kedua belah pihak dari spektrum politik AS.

Biden dikecam oleh Partai Republik karena menghentikan sejumlah pengiriman senjata untuk menekankan tuntutannya agar Israel menunda serangan ke Rafah. Protes membara di sejumlah kampus di AS untuk menentang peran pemerintahan Biden di perang Israel Hamas.

"Presiden AS yakin setiap operasi Rafah harus dikaitkan dengan tujuan akhir strategis yang juga menjawab pertanyaan, apa yang akan terjadi selanjutnya?" ujar Sullivan.

Hal ini akan menghindari Israel terperosok dalam kampanye pemberantasan pemberontakan yang tidak pernah berakhir, dan pada akhirnya melemahkan kekuatan dan vitalitas Israel, menurut Sullivan.

Warga Palestina yang tewas akibat serangan Israel di Jalur Gaza sejak Oktober 2023 telah melonjak menjadi 35.034 orang, menurut Kementerian Kesehatan di wilayah kantong yang terkepung itu, pada Minggu, 12 Mei 2024.

Setidaknya 78.755 orang lainnya terluka dalam serangan gencar itu, menurut kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan. "Serangan Israel menewaskan 63 orang dan melukai 114 lainnya dalam 24 jam terakhir," kata pernyataan itu.

"Banyak orang masih terjebak di bawah reruntuhan dan di jalan karena tim penyelamat tidak dapat menjangkau mereka," tambahnya.

Israel telah melancarkan serangan mematikan di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan sekitar 1.200 orang.

Dewi Rina Cahyani

Dewi Rina Cahyani

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus