Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Korea Selatan Bentuk Unit Bunuh Kim Il Sung, yang Terjadi Tragis!

Korea Selatan membentuk Unit 684 dengan misi membunuh Kim Il Sung, Bapak pendiri Korea Utara, ternyata anggotanya memberontak dan membunuh pelatihnya

20 Februari 2018 | 17.00 WIB

Tentara Korea Utara membawa bendera saat berparade di depan foto mantan pemimpin Korea Utara Kim Il Sung di Kim Il Sung Square, Pyongyang, Korea Utara, 15 April 2017. AP/Wong Maye-E
Perbesar
Tentara Korea Utara membawa bendera saat berparade di depan foto mantan pemimpin Korea Utara Kim Il Sung di Kim Il Sung Square, Pyongyang, Korea Utara, 15 April 2017. AP/Wong Maye-E

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta -Korea Selatan membentuk skuad rahasia yang diberi nama Unit 684, dengan misi membunuh Kim Il Sung, Bapak pendiri Korea Utara. Namun misi berujung jadi arena pemberontakan dan pembunuhan antara pelatih dan yang dilatih.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Unit 684 dibentuk tahun 1968 menyusul serangan Korea Utara terhadap kompleks presiden Korea Selatan di Seoul. Unit ini melakukan pelatihannya secara rahasia di pulau Silmido yang terpencil. Namun, pemberontakan dan pembunuhan yang terjadi di unit 684 ini terungkap setelah Komisi Kebenaran Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengungkapnya tahun 2006 lalu.

Baca: Kim Il-sung Cari Resep Hidup sampai 120 Tahun

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dan, kasus aneh dan mematikan ini muncul kembali di masyarakat karena Korea Selatan mulai membentuk unit eksekusi baru untuk berlindung atas serangan nuklir Korea Utara.

"Pesannya adalah Jika Korea Utara menyerang Korea Selatan dengan senjata nuklir, Korea Selatan akan mengejar Kim Jong Un dan membunuhnya," kata Profesor Park Hwee-rhak dari Universitas Kookmin, seperti dikutip dari CNN 19 Februari 2018.

Sejatinya, badan intelijen Korea Selatan berencana merekrut narapidana yang dijatuhi hukuman mati untuk dilatih masuk unit 684. Namun, berdasarkan catatan Kementerian Pertahanan tahun 2006 menyebutkan, staf intelijen merekrut warga sipil dan mengikutkan mereka dalam misi menyerang Kim Il Sung di rumahnya.

"Staf intelijen mendekati sejumlah pria yang kelihatannya seperti pemain sepak bola dan memiliki fisik yang kuat lalu merekrut mereka. Orang-orang ini tak hanya anak laki-laki penyemir sepatu, tapi juga anak laki-laki penjual koran, pekerja bioskop atau tukang pukul," kata Yang Dong-soo, mantan pelatih Unit 6884 kepada CNN.

Jadi, rekrutnya berdasarkan penampilan fisik.

Baca: Prangko Sukarno-Kim Il-sung Diluncurkan

Mereka dilatih secara ketat di pulau yang berada di pantai barat Korea Selatan tahun 1970. Yan ikut melatih para anggota Unit 684 dengan latihan keahlian berkelahi dan bertahan hidup. Pelatihannya brutal dan tanpa menaruh belas kasihan.

"Di tengah pelatihan bertahan hidup di laut, satu orang yang direkrut tewas karena kelelahan," kata Yan.

Sepanjang 1968 hingga 1971, tujuh dari 31 orang anggota Unit 684 tewas. Menurut Kementerian Pertahanan, dua di antaranya tewas dieksekusi karena desersi. Yang lainnya, dieksekusi karena mengancam pelatih mereka.

Sedangkan tiga lainnya dieksekusi atau tewas dalam insiden saat melarikan diri dari pulau Simildo dan memperkosa wanita setempat.

Tiga tahun berlatih, namun mereka tidak kunjung dikirim ke Korea Utara. Pemberontakan pun pecah dipicu situasi berat dari latihan, merasa terisolasi, dan kebutuhan dasar mereka tidak diberikan.

Sejak tiga bulan pertama setiba di pulau Silmido, komandan mereka juga tidak membayar gaji yang dilatih dan memberi mereka makan dengan makanan berkualitas buruk.

Puncaknya pada 23 Agustus 1971, pembunuhan pun dilakukan terhadap para komandan. Sebanyak 18 pelatih Unit 684 tewas dibunuh.

Dan aksi kekerasan itu berlanjut ketika mereka yang dilatih untuk membunuh Kim Il Sung mendarat di kota dan membajak bus untuk ke Seoul. Bentrok pun pecah antara polisi dan tentara. Alhasil, puluhan pasukan keamanan dan warga sipil tewas dan terluka.

Baca: Kim Jong-un Pimpin Peringatan Kematian Kim Il-sung

Pemberontakan berakhir ketika ledakan terjadi di bus yang menewaskan 20 pemberontak yang sedang berada di dalam bus. Empat orang selamat.

Keempatnya kemudian diadili di tempat rahasia dan kemudian dieksekusi pada 10 Maret 1972.

"Setelah eksekusi, jasad mereka tidak diserahkan ke keluarga," ujar pernyataan Kementerian Pertahanan tahun 2006.

Setelah itu, Korea Selatan menghindari kesalahan dari pembentukan unit ini. Pembentukan unit baru dilakukan dengan lebih terbuka kepada warga. Bahkan Kementerian Pertahanan Korea berencana menyuntikkan dana US$ 50 juta untuk beberapa tahun ke depan guna mendanai unit yang kini berganti nama menjadi brigadi tugas khusus untuk membeli senjata dan amunisi.

Untuk mengenang peristiwa tragis Uni 684, beberapa produser film Korea Selatan membuat film berdasarkan peristiwa tragis ini. Yan yang selamat dari amukan para anggota yang dilatih pun menerbitkan buku memoar tentang Unit 684 yang gagal membunuh Kim Il Sung sesuai misi rahasianya. 

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus