Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Naji Abid Ondah menengadahkan tangan ke langit. Bibirnya komat-kamit memanjatkan pujian di pusara Imam Ali bin Abi Thalib di Kota Najaf. Guru mengaji kelahiran Hilla ini mengadukan nasib negerinya, yang tak putus dirundung malang. "Kami (kaum Syiah—Red.) ini adalah warga mayoritas. Tapi kenapa dipimpin oleh Amerika dan orang-orang di luar (mazhab) kami?" keluhnya kepada TEMPO, akhir Desember silam. Bagi Naji, ketenteraman dan kedamaian bakal menjadi milik Irak bila ulama Syiah yang memimpin negeri itu.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo