Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Amerika Serikat Gates Masuk Pentagon
Robert Gates secara resmi berkantor di Pentagon memimpin Departemen Pertahanan Amerika Serikat, Senin pekan lalu. Ia menggantikan Donald Rumsfeld yang mengundurkan diri akibat kekalahan kubu Republik dalam pemilu sela November lalu. Gates sebelumnya salah satu anggota Kelompok Kajian Irak yang dipimpin oleh James Baker III. Kelompok ini merekomendasikan pada Presiden George Bush agar membuka dialog dengan Iran dan Suriah untuk menangani konflik sektarian yang berkecamuk di Irak.
Dua hari setelah berkantor di Pentagon, Gates terbang ke Bagdad dengan membawa strategi baru perang di Irak. ”Tujuan semuanya adalah keluar (dari Irak), mendengarkan para komandan, berbicara dengan rakyat Irak, dan melihat apa yang dapat saya pelajari,” kata Gates. Di Bagdad, Gates dan Jenderal Peter Pace, ketua pasukan gabungan, dijadwalkan bertemu dengan militer Amerika dan Irak, dan juga pemimpin politik Irak.
Iran Moderat Menguat
Kekuasaan kelompok garis keras bakal tergerus setelah perhitungan sementara hasil pemilu parlemen lokal dan Majelis Ahli menunjukkan perolehan suara kelompok moderat menguat, Senin pekan lalu. Kubu moderat berhasil meraih tujuh dari 15 kursi parlemen kota Teheran dan diperkirakan masih akan memperoleh empat kursi lainnya. Sekutu Presiden Ahmadinejad dari kubu garis keras diduga hanya akan merebut tiga kursi.
Sedang pertarungan di Majelis Ahli, bekas presiden Hashemi Rafsanjani yang berasal dari kubu moderat konservatif berhasil memperoleh satu kursi di Teheran dengan jumlah suara tinggi. Pesaingnya dari kubu garis keras, Ayatullah Mesbah Yazdi, memperoleh suara jauh di bawah Rafsanjani. Majelis Ahli adalah badan yang terdiri dari 86 ulama senior yang mengawasi pemimpin politik Iran. Hasil sementara ini menunjukkan muncul koalisi moderat konservatif dengan kelompok reformis berhadapan dengan kelompok konservatif pendukung Presiden Ahmadinejad.
Cina Korea Utara-Amerika Alot
Delegasi Korea Utara bertemu untuk pertama kalinya dengan delegasi Amerika Serikat setelah isu percobaan nuklir Korea Utara (9 Oktober lalu) di Beijing, Selasa pekan lalu. Pertemuan dua negara ini berlangsung di sela-sela pertemuan hari kedua enam pihak (Cina, Korea Utara, Rusia, Amerika, Jepang, Korea Selatan) dengan fokus perlucutan nuklir Korea Utara yang ditandatangani pada 2005. Delegasi Korea Utara dalam pertemuan di Kedutaan Besar Amerika itu menyatakan sikap tak akan menghentikan program nuklirnya selama Amerika tak menghentikan sikap bermusuhan. Korea Utara juga mengajukan tuntutan baru, yakni pembangkit listrik tenaga nuklir.
Pertemuan langsung Korea Utara dan Amerika merupakan kemajuan atas krisis nuklir Korea Utara, karena selama ini Amerika menolak berunding langsung dengan Korea Utara. Tapi para juru runding tak melihat adanya kompromi dalam perundingan, karena kedua belah pihak tak ada yang melunak. Korea Utara didesak mengajukan tawaran yang realistis. Tak ada perubahan mendasar yang disampaikan Korea Utara sebelumnya. ”Perbedaan besar masih terjadi dalam posisi masing-masing,” ujar utusan Jepang, Kenichiro Sasae.
Palestina Hamas-Fatah Bentrok Lagi
Hamas dengan Fatah kembali bentrok setelah Presiden Palestina Mahmud Abbas ngotot agar pemilu parlemen digelar lebih cepat. Pasukan Kementerian Dalam Negeri yang dikendalikan Hamas dan dinas keamanan Presiden Mahmud Abbas baku tembak, Selasa pekan lalu. Kelompok Hamas menyerbu kamp pelatihan pengawal kepresidenan yang menewaskan seorang pengawal dan melukai beberapa orang. Kontak senjata kedua faksi yang sedang bertikai ini juga dipicu upaya percobaan pembunuhan terhadap Perdana Menteri Ismail Haniya, Kamis 14 Desember. Haniyah menolak mentah-mentah tekanan Abbas untuk menggelar pemilu. ”Pemilu (yang dipercepat) merupakan upaya kudeta terhadap hasil pemilu yang demokratis (sebe-lumnya),” ujar Haniyeh.
RFX (Reuters, AP)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo