Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
ARAB SAUDI
Amerika Jual Senjata Rp 1.400 Triliun
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menandatangani kesepakatan kontrak penjualan senjata ke Arab Saudi senilai Rp 1.400 triliun. Hal ini dilakukan saat Trump berkunjung ke Saudi pada Sabtu dua pekan lalu.
Tidak ada laporan detail mengenai persenjataan yang akan dijual Amerika ke Saudi. Beberapa media menyebutkan senjata yang akan diterima Saudi berupa sistem pertahanan peluru kendali, teknologi radar, alat komunikasi, tank, dan kapal komando.
"Ini bentuk dukungan terhadap Arab Saudi dan negara Teluk lainnya dalam jangka panjang untuk menghadapi pengaruh Iran dan terorisme," kata Gedung Putih dalam pernyataannya.
Laporan Deutsche Welle tahun lalu memaparkan temuan Stockholm International Peace Research Institute yang mencatat belanja persenjataan Saudi meningkat 275 persen selama 2011-2016. Konflik di Suriah dan Yaman diyakini menjadi penyebab utama. Saudi getol membeli kendaraan lapis baja, helikopter, jet tempur, dan senapan serbu. Amerika merupakan pemasok terbesar (46 persen), disusul Inggris (30 persen) dan Spanyol (5,9 persen).
Arab Saudi adalah negara pertama yang dikunjungi Trump dalam lawatan luar negerinya selama sembilan hari. Selain ke Saudi, Trump singgah di Israel, Italia, dan Belgia.
CINA
Penangkapan dan Eksekusi 20 Intelijen CIA
Pemerintah Cina menangkap dan membunuh 20 intelijen yang bertugas untuk Dinas Intelijen Amerika Serikat atau CIA. Penangkapan dan pembunuhan itu berlangsung pada 2010-2012.
Koran The New York Times mengungkap pembunuhan intelijen CIA oleh Cina itu dalam satu laporan investigasi yang sumber informasinya antara lain 10 pejabat terkait. Laporan yang terbit pada Sabtu dua pekan lalu ini menilai peristiwa tersebut sebagai yang terburuk dalam beberapa dasawarsa terakhir.
Sumber koran itu mengatakan petugas intelijen tak yakin apakah Amerika dikhianati oleh orang dalam CIA sendiri atau apakah Cina meretas sistem rahasia yang digunakan lembaga itu untuk berkomunikasi dengan sumber asing. "Ini termasuk insiden seorang agen ditembak di depan rekan kerjanya, yang dianggap sebagai satu peringatan jelas terhadap siapa saja yang mungkin terlibat dengan spionase," demikian menurut koran itu.
Kejadian-kejadian tersebut diduga memberi efek buruk pada jaringan spionase Amerika setelah selama bertahun-tahun berhasil menembus tingkat tertinggi pemerintah Cina.
Kerugian akibat penangkapan dan pembunuhan itu tak sebanding dengan jumlah aset Amerika yang hilang di Uni Soviet dan Rusia akibat pengkhianatan dua intelijen terkenalnya, Aldrich Ames dan Robert Hanssen. Tapi tetap saja tampak bahwa sulit bagi intelijen Barat untuk membangun jaringan spionase di Cina dan Rusia.
CINA
Jumlah Penduduk, India Menyalip
Jumlah penduduk Cina diperkirakan tak sebanyak yang diyakini sebelumnya. Malah ada kemungkinan, kata para peneliti independen yang dikutip Time pada Rabu pekan lalu, India sudah menyalip sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia.
Menurut Yi Fuxian, peneliti di University of Wisconsin-Madison, Amerika Serikat, angka yang tercatat sejauh ini terlalu besar; selisihnya bisa sampai 90 juta orang. Jumlah penduduk Cina yang sesungguhnya, tahun lalu, kata Yi, mungkin sebesar 1,29 miliar orang. Angka resmi dari Biro Nasional Statistik adalah 1,37 miliar.
Saat mempresentasikan hasil risetnya di Peking University, Beijing, Yi mengatakan statistik yang terlampau besar itu bisa terjadi karena angka tingkat fertilitas yang terlalu tinggi. Pada 2015, angka tingkat fertilitas diperkirakan 1,6 anak per perempuan, sedangkan Yi yakin angka sebenarnya adalah 1,05.
Seandainya perkiraan Yi benar, jumlah penduduk Cina sudah berada di belakang India, hal yang menurut perkiraan Perserikatan Bangsa-Bangsa tak bakal terjadi hingga 2022. Tahun lalu pemerintah India melaporkan jumlah penduduknya mencapai 1,33 miliar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo