Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Kamis, 16 September 2021, meresmikan sebuah mahakarya seniman mendiang Christo Javacheff, yakni monumen Arc de Triomphe di Ibu Kota Paris. Monumen seluas 2.500 meter per-segi itu, sekarang ditutup plastik daur ulang warna biru-perak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Ini adalah sebuah pencapaian dari sebuah mimpi 60 tahun silam. Sebuah mimpi yang gila menjadi nyata,” kata Presiden Macron.
Arc de Triomphe di Paris, Prancis. Sumber: Reuters
Menurut Macron, dia gembira rencana menutup Paris' Arc de Triomphe dengan pembungkus daur-ulang bisa terlaksana. Sebab monumen itu sudah mengalami banyak ‘penderitaan’ pada akhir 2018.
Ucapan Macron itu menyindir kejadian vandalisme di Arc de Triomphe selama unjuk rasa yang dilakukan oleh kelompok Rompi Kuning pada Desember 2018.
Monumen Arc de Triomphe dibangun pada 1961 oleh seniman Christo, yang lahir di Bulgaria. Rencana membungkus Arc de Triomphe diwujudkan oleh keponakan Christo, Vladimir Yavatchev dengan dana sekitar 14 juta euro (Rp 234 miliar).
Monumen Arc de Triomphe di bungkus plastik daur ulang selama 18 September 2021 sampai 3 Oktober 2021.
Monumen Arc de Triomphe, yang berlokasi di Champs-Elysees, adalah salah satu tempat wisata di Paris yang paling sering dikunjungi turis. Meski monumen ini untuk sementara dibungkus plastik daur-ulang, para turis masih bisa mengunjungi tempat wisata ini.
Sumber: Reuters