Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Turki mulai semua mencopot tanda museum Hagia Sophia setelah pekan lalu dialihfungsikan menjadi masjid.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Video yang disiarkan oleh media Turki menunjukkan pekerja menurunkan tanda museum Hagia Sophia yang sebelumnya dipasang di bawah otoritas Kementerian Budaya dan Pariwisata Turki.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pada Jumat Presiden Recep Tayyip Erdogan mengesahkan dekrit yang mengubah status Hagia Sophia dan mengumumkan salat Jumat pertama di Hagia Sophia digelar pada 24 Juli. Direktorat Jenderal Urusan Agama Turki akan mengambil alih kepengurusan Hagia Sophia.
Surat kabar Turki, Hurriyet, melaporkan Hagia Sophia akan tetap dibuka untuk turis. Pemerintah Turki mengatakan bahwa ikon dan mosaik Kekristenan akan ditutupi dengan teknologi dan pencahayaan khusus.
Perubahan status Hagia Sophia memicu kecaman dari seluruh dunia. Salah satu penentang paling vokal alih fungsi Hagia Sophia adalah Yunani.
Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis sekali lagi mengkritik Turki pada Kamis atas keputusannya untuk mengubah Hagia Sophia di Istanbul menjadi masjid dan menyerukan sanksi Eropa atas kebijakan Ankara di wilayah Mediterania Timur, surat kabar Ekathimerini melaporkan.
Berbicara dalam pertemuan Partai Rakyat Eropa (EPP) yang diadakan melalui konferensi video, Mitsotakis mengatakan keputusan untuk mengubah status Hagia Sophia, yang pertama kali dibangun sebagai katedral di Kekaisaran Bizantium Kristen, merupakan indikasi kecilnya pemahaman Turki tentang perjanjian internasional, saling menguntungkan hormat dan dialog antaragama.
Perdana menteri Yunani juga menyatakan keprihatinannya yang mendalam atas tindakan Turki yang memicu ketegangan di wilayah yang lebih luas, menambahkan bahwa kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell harus membuat daftar kemungkinan sanksi terhadap Turki.