Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Parlemen Eropa di Strasbourg telah menolak perubahan aturan tentang hak cipta. Dilansir dari Sputnik, pasal 13 dalam wacana aturan tersebut menyatakan bahwa media daring dapat dikenakan hukuman jika penggunanya mengunggah atau menerbitkan konten yang berlisensi, termasuk foto, video, source code, atau musik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Beberapa kritik dialamatkan kepada rancangan hak cipta karena dapat secara efektif melarang adanya konten parodi di dunia maya, contohnya meme yang sedang viral.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menurut laporan Sky news, pasal 13 dari rancangan itu akan mencederai aktivitas berbagi konten parodi dan meme yang original dan kreatif, tetapi seringkali berkembang dari konten original orang lainnya.
Menurut rancangan aturan itu juga, perilaku yang dianggap melanggar akan diharuskan untuk membayar denda, kontennya akan mengalami penyaringan, atau adanya penyensoran otomatis.
Tak pelak, rancangan itu mendapat kritikan tajam dari berbagai pihak. Salah satunya pendiri Wikipedia Jimmy Wales, penemu World Wide Web Tim Berners Lee, ahli tentang net-neutrality Tim Wu, pionir internet Vint Cerf, dan ahli lainnya.
rancangan aturan ini pertama diajukan pada tahun 2016. Tujuannya adalah untuk memperbaharui peraturan terkait hak cipta, mengatasi pembajakan, serta memperkenalkan "fair pay" untuk para artis dan media. Penentang dari rancangan aturan itu mengatakan aturan itu akan membahayakan kebebasan ekspresi dan akses publik pada informasi.
Baca: Steven Tyler 'Aerosmith' Anggap Donald Trump Catut Lagunya
Menanggapi kritikan yang ada, juru bicara Uni Eropa mengatakan kepada Sky News "gagasan awal di balik rancangan aturan hak cipta ini adalah orang-orang harus mampu menghidupi hidupnya dari gagasan kreatif mereka. Rancangan untuk memodernkan hak cipta Uni Eropa tidak akan melanggar kebebasan dalam berinternet."
Masalah hak cipta ini berkaitan dengan pernyataan Presiden Komisi Eropa, Jean Claude Juncker, pada 2016 yang mengatakan "jurnalis, penerbit, dan penulis harus dapat bayaran yang setimpal atas apa yang mereka buat."
SPUTNIK | SKY NEWS | ERVIRDI RAHMAT