Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Pembunuhan Profesor Bangladesh, Mahasiswa Ditahan  

"Mahasiswa tersebut tidak secara resmi dituding melakukan

pembunuhan, tapi dia hanya ditahan untuk dimintai

keterangan."

25 April 2016 | 10.34 WIB

Militan ISIS kembali menunjukan teror dengan menyebar rangkaian foto-foto yang mengerikan dengan mengeksekusi 4 orang di Raqqa, Suriah. Keempat orang tersebut dieksekusi dengan cara ditembakkan kepalanya dan di salib. dailymail.co.uk
Perbesar
Militan ISIS kembali menunjukan teror dengan menyebar rangkaian foto-foto yang mengerikan dengan mengeksekusi 4 orang di Raqqa, Suriah. Keempat orang tersebut dieksekusi dengan cara ditembakkan kepalanya dan di salib. dailymail.co.uk

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Dhaka - Polisi menahan seorang mahasiswa sehubungan dengan pembunuhan seorang guru besar sebuah universitas di Bangladesh, Sabtu, 23 April 2016. Pembunuhan ini diklaim dilakukan oleh milisi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Perwira senior kepolisian Bangladesh, Tamijuddin Sarker, mengatakan mahasiswa itu ditahan pada Sabtu malam waktu setempat, 23 April 2016, beberapa jam setelah Rezaul Karim Siddique, 58 tahun, diserang hingga tewas di sebelah utara Kota Rajshahi.

"Mahasiswa tersebut tidak secara formal dituding melakukan pembunuhan, tapi dia hanya ditahan untuk dimintai keterangan," kata pejabat kepolisian yang tak bersedia disebutkan namanya. Ia pun menambahkan, enam anggota panel kepolisian sedang bekerja keras mengungkap insiden pembunuhan guru besar bahasa Inggris di Universitas Rajshahi itu.

Siddique tewas setelah diserang dari belakang dengan golok saat berjalan menuju terminal bus dari kediamannya. Dua atau tiga pelaku mengendarai sepeda motor dan menyerang Siddique. Mereka menggorok lehernya serta membacoknya berkali-kali hingga korban tewas.

Ahad, 24 April 2016, para dosen Universitas Rajshahi memprotes. Mereka menuntut hukuman terhadap para pelaku. Para mahasiswa perguruan tinggi ini juga melakukan unjuk rasa di kampus.

Para civitas academica kampus tersebut mendesak pemerintah menahan para penjahat dan menjamin keselamatan dosen, penulis, dan para pemikir bebas. Koresponden Al Jazeera, Maher Sattar, yang melaporkan dari Dhaka mengatakan belum ada alasan jelas mengapa Siddique menjadi target pembunuhan.

"Polisi mengatakan kejadian ini sangat mirip dengan insiden pembunuhan lain. Mereka percaya serangan ini bermotivasi agama," katanya. Menurut Maher Sattar, para kolega Siddique mengatakan dia tidak pernah mengkritik Islam secara terbuka, tidak seperti tujuh korban pembunuhan lainnya.

"Dia adalah seorang aktivis kebudayaan, bukan orang yang suka mengkritik agama, dan aktivitas kebudayaannya tampak tidak berbau agama." Menurut rekan sekerjanya di kampus, Siddique mendirikan sebuah sekolah musik di sebuah desa yang sangat konservatif dalam memegang nilai-nilai agama.

ISIS mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut. Dalam keterangannya, sebagaimana dikutip kantor berita Amaq yang berafiliasi terhadap ISIS, dia dianggap memperkenalkan ateis. 

Serangan mematikan sebelumnya pernah dilancarkan ISIS terhadap blogger sekuler di Bangladesh. Polisi mengatakan pembunuhan menggunakan senjata tajam dan menyerang dari belakang adalah metode yang digunakan para pelaku untuk membunuh para blogger Bangladesh serta penerbit pada 2014 dan 2015.

Lima blogger yang dianggap sekuler dan seorang penerbit tewas dibunuh oleh para milisi bersenjata di Bangladesh sejak akhir tahun lalu.

AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Choirul Aminuddin

Choirul Aminuddin

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus