Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Perang Dunia II: Kilas Balik Kematian Adolf Hitler 79 Tahun Silam

Setelah kematian Adolf Hitler, Ibukota Jerman, Berlin, jatuh ke tangan Sekutu pada 7 Mei 1945. Itu menandai akhir dari Perang Dunia II di Eropa.

1 Mei 2024 | 11.12 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pada 30 April 1945 atau tepat 79 tahun silam, sang fuehrer Adolf Hitler dikabarkan tewas setelah bunuh diri dengan menembakkan peluru pistol ke kepalanya sendiri. Setelah kematian Hitler, Berlin jatuh ke tangan sekutu pada 7 Mei 1945. Hal tersebut menandai akhir dari Perang Dunia II di Eropa dan berakhirnya dinasti Reich III.

Kilas Balik Kematian Adolf Hitler

Adolf Hitler merupakan Kanselir Jerman sejak 1933 sampai akhir hidupnya, dan dikenal sebagai pemimpin Nazi yang diktator. Adolf Hitler memulai karirnya dengan Partai Pekerja Jerman (Deutsche Arbeiterpartei) pada 1919. Partai tersebut kemudian berganti nama menjadi Partai Nazi atau dengan nama lain Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei (NSDAP).

Penguasa Third Reich Jerman ini dikenal usai melakukan pembunuhan massal pada 8 Desember 1941 di Kamp Chelmno. Dari peristiwa pembantaian itu setidaknya hampir 2.700.000 orang Yahudi dibunuh. Selain itu, Hitler memerintahkan anak buahnya untuk melakukan pembinasaan jutaan orang Yahudi atau yang dikenal sebagai Holocaust.

Usai melakukan aksinya, Hitler memilih bertahan di bungkernya di Berlin, hingga kematiannya pada akhir April 1945. Hitler mengakhiri hidupnya saat ia masih berstatus pengantin anyar dan baru menikah sehari sebelumnya. Bahkan istrinya, Eva Braun juga ditemukan tewas bersama pemimpin Partai Nazi itu dan juga melakukan bunuh diri dengan menelan pil sianida. Keduanya tewas dalam bunker-nya di Berlin, Jerman.

Kematian Hitler telah direncanakan sebelumnya. Bahkan, melalui instruksi lisan maupun secara tertulis, Hitler meminta agar jenazahnya dibakar setelah melakukan aksi bunuh diri. Setelah tewas, jenazah Hitler dan istrinya digotong keluar dari bunker melalui pintu darurat. Kedua jenazah tersebut kemudian disiram menggunakan bensin dan disulut api di taman Kanselari Reich.

Menurut catatan arsip Soviet, disebutkan bahwa jenazah Hitler dan istrinya dibakar tak sampai jadi abu, jasadnya yang hampir hangus itu kemudian dimakamkan. Pada 1970 makam Hitler digali dan jasadnya dikremasi sebelumnya akhirnya abunya disebar.

Sejumlah koresponden perang memeriksa bagian dari sofa yang ternoda dengan darah dari penguasa Jerman Adolf Hitler bersama pasangannya Eva Braun yang melakukan bunuh diri di bunker bawah tanah di Kanselir Reich, Berlin, 1945. dailymail.co.uk

Diketahui, bunuh diri Hitler ditengarai oleh kalahnya pasukan Nazi di medan Perang Dunia II. Pada pukul 01.00 dini hari 30 April 1945, Jenderal Wilhelm Keitel melaporkan kepada Hitler bahwa seluruh pasukan andalannya untuk mengamankan Berlin telah dikepung. Mendekati pagi hari, Jenderal Helmuth Weidling, Komandan Daerah Pertahanan Berlin mengatakan kepada Hitler bahwa pasukan Jerman kemungkinan akan kehabisan amunisi pada malam hari, yang artinya perlawanan Berlin akan berakhir dalam 24 jam ke depan.

Selanjutnya pada pukul 13.00, Weidling yang sebelumnya mengajukan diri untuk melarikan diri mendapat izin dari Hitler untuk menyelamatkan diri. Saat makan siang, Hitler dan istrinya bahkan mengucapkan selamat tinggal kepada penghuni bunker. Dikutip dari Nationalgeographic.grid.id, bungker tempat Hitler sudah diperbaiki sejak tiga bulan sebelumnya.

Lokasi bungker terletak hanya 16 meter di bawah markas utama Hitler selama perang. Bungker ini terdiri dari 18 kamar, lengkap dengan fasilitas air dan listrik. Sejak terkepung di Berlin, Hitler jarang sekali keluar dari lokasi perlindungan ini. Hanya sesekali Hitler melihat kondisi kota atau membentuk pasukan Hitler Muda yang dipaksa ikut berperang karena tak ada lagi pasukan Nazi Jerman yang tersisa.

Tepatnya, pada pukul 14.30, sejumlah saksi melaporkan bahwa mereka mendengar suara tembakan keras. Pelayan Hitler, Heinz Linge ditemani oleh Bormann memeriksa ruang kerja pribadi Hitler tersebut beberapa saat kemudian, mereka mencium aroma seperti kacang almon terbakar. Bau tersebut identik dengan asam prusik, yaitu bentuk cair hidrogen sianida.

Ajudan Hitler, SS-Sturmbannführer Otto Günsche, memeriksa ruang kerja dan mendapati jenazah Hitler duduk di sofa bersama istrinya. Pemimpin Nazi tersebut menembak dirinya dengan pistol Walther PPK 7.65, pistol tersebut tergeletak di sebelah kaki Hitler. Sementara Eva Hitler, tewas dengan kedua kaki terangkat di sebelah kiri Hitler dengan wajah yang menunjukkan seakan ia tewas oleh sianida. Günsche meninggalkan ruangan tersebut dan mengumumkan Hitler dan istrinya telah tewas.

Kematian Hitler dilaporkan secara resmi oleh sejarawan Inggris Hugh Trevor-Roper melalui bukunya, The Last Days of Hitler. Perwira badan intelijen Inggris itu ditugaskan pada Juni 1945 untuk mendokumentasikan hari-hari terakhir Hitler sebagai pembuktian bahwa sang diktator benar-benar telah mati di dalam bunker.

Kabar simpang-siur kemudian berkembang mengenai sisa jasad Hitler. Ada rumor yang menyebut jika abu veteran Perang Dunia I itu dibawa oleh pasukan Soviet sebagai bentuk penghinaan. Namun, ada juga rumor menyatakan abu tersebut dikubur Soviet di lokasi yang tak disebutkan.

Setelah kematiannya, Pengadilan Militer Internasional (IMT) di Nuremberg memutuskan untuk tidak mengadili Adolf Hitler secara in absentia. Pasalnya, Pimpinan Nazi tersebut telah melakukan bunuh diri sebelum perang berakhir, sebagaimana dilansir dari Encyclopedia.ushmm.org.

KHUMAR MAHENDRA | S. DIAN ANDRYANTO | ANDIKA DWI
Pilihan editor: Rumah Kelahiran Adolf Hitler Dirubah Jadi Kantor Polisi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus